Selasa 22 Jan 2019 11:39 WIB

Unud Ingin Pererat Kerja Sama dengan Tiongkok

Kerja sama itu diharapkan meningkatkan pemahaman budaya dan pendidikan

Universitas Udayana
Universitas Udayana

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Universitas Udayana ingin mempererat kerja sama di bidang pendidikan dengan institusi pendidikan dan Pemerintah Tiongkok. Rektor Unud Prof AA Raka Sudewi menegaskan kerja sama itu untuk memantapkan hubungan persahabatan dan budaya yang telah terjalin antara Bali dengan Negeri Tirai Bambu itu.

"Melalui forum ini, kami harapkan bisa meningkatkan pemahaman budaya, mempererat kerja sama di bidang pendidikan, pertukaran mahasiswa dan dosen, kerja sama penelitian dan seminar internasional, sehingga bisa mempererat hubungan persahabatan antarkedua negara," katanya saat menyampaikan sambutan pada acara bertajuk "The First China-Indonesia Cross Cultural Forum (CICF), di Denpasar, Selasa (22/1).

Prof Raka Sudewi mengungkapkan hubungan persabahatan antara Bali dengan Tiongkok sudah terjalin sejak beratus-ratus tahun yang lalu. Hal ini dapat dilihat dari peninggalan bersejarah maupun Warisan Budaya Kebendaan maupun Warisan Budaya Tak Benda.

"Warisan budaya kebendaan seperti uang kepeng, kesenian Barong Landung, Baris China, bangunan tempat pemujaan untuk Ratu Syahbandar, Dewi Kwam Im, kelenteng atau konco yang tersebar di seluruh Bali," ucapnya.

Selain itu, warisan budaya tak benda seperti cerita rakyat  atau roman yang mengisahkan perkawinan Raja Bali Jayapangus dengan Kang Cing Wie, putri dari China, juga cerita Sampek Ing Tay yang sudah diangkat dalam beberapa kesenian di Indonesia seperti Ludruk, Ketoprak, dan kesenian drama di Bali.

"Pemahaman lintas budaya merupakan salah satu upaya untuk mempererat persahabatan antarabangsa di dunia dengan cara membangun jembatan dialog, agar dapat saling memahami berbagai aspek kehidupan antarbangsa," ujarnya.

Terkait dengan kegiatan seminar kali ini, kata Prof Raka Sudewi, sekaligus merupakan implementasi dari MoU yang sudah ditandatangani antara Unud dengan Konjen Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, dan juga sejumlah perguruan tinggi di Tiongkok.

Pihaknya berharap hubungan baik selama ini bisa terus berlanjut, apalagi akan dibuka Institut Confucius Indonesia di Universitas Udayana yang sudah mendapat persetujuan dari Direktorat Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Selain itu, Unud juga ingin meningkatkan kolaborasi di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi, baik itu melalui pertukaran mahasiswa, penelitian di bidang budaya, dan juga pengabdian masyarakat.

Sementara itu, Konsul Jenderal RRT di Denpasar Gou Haodong berpandangan pertukaran budaya merupakan cara terbaik untuk mengenal lebih baik antara daerah satu dengan lainnya, khususnya antara Tiongkok dan Indonesia, utamanya lagi dengan Bali.

"Kedua negara (Indonesia dan Tiongkok) memiliki populasi yang sangat tinggi dan negera yang kaya," ujarnya.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement