REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mencari tenaga kerja terampil di bidang operasi pertambangan yang siap kerja bukan hal yang mudah. Hal itu disebabkan bidang pertambangan memiliki kerumitan tersendiri. Umumnya Perusahaan tambang akan memberikan berbagai training untuk para sarjana yang baru lulus dari perguruan tinggi.
Untuk meminimalisir gap antara perguruan tinggi dan dunia kerja di pertambangan, Micromine, sebuah perusahaan teknologi software bidang pertambangan, memiliki perhatian khusus dalam bidang penguasaan ketrampilan bagi kalangan mahasiswa.
“Yakni dengan bekerja sama menyediakan skema lisensi akademik software pertambangan dengan berbagai perguruan tinggi di berbagai negara termasuk di Indonesia,” kata Marketing Micromine Indonesia, RA Christanti Taurina, dalam siaran persnya, Kamis (24/1).
Program Academic Licence Scheme (ALS) digelar dengan berbagai perguruan tinggi terkemuka di Indonesia, seperti UGM, UPN Veteran, Unpad, Unsiyah, Universitas Trisakti dan perguruan tinggi lainnya. Tujuannya adalah menjembatani ketrampilan yang dibutuhkan kalangan perusahaan terhadap kebutuhan sumber daya yang siap pakai dari kalangan perguruan tinggi.
Dengan penguasaan software Micromine yang digunakan secara luas di berbagai perusahaan tambang di Indonesia, perusahaan tidak perlu mengadakan training secara khusus bagi para fresh graduate yang diterima kerja di perusaahan pertambahan.
“Penyelenggaraan training selain membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan, juga membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga sarjana fresh graduate pada saat training praktis tidak bekerja sesuai kebutuhan perusahaan,” kata Christanti.
Adanya lisensi akademik yang ada di perguruan tinggi, mahasiswa memiliki kesempatan untuk mempelajari dan berlatih menggunakan software Micromine. Mulai dari merencanakan proyek tambang, melakukan pemodelan dan perhitungan dengan berbagai studi kasus yang sering ditemukan dalam project pertambangan. “Sehingga mahasiswa bisa menggunakan dan memahami serta memiliki ketrampilan yang nantinya dibutuhkan pada saat bekerja,” kata Christanti.
Universitas diakui memang mengajarkan keahlian teknis dan teori dasar sebagai pintu gerbang pemahaman terhadap pilihan karier yang dipilih. Namun seiring perkembangan zaman dan ketatnya persaingan membuat para mahasiswa wajib membekali diri mereka dengan berbagai macam keahlian/skill pendukung semenjak duduk di bangku kuliah, sehingga dapat meningkatkan daya saing, berupaya agar menonjol, dan menarik bagi suatu perusahaan.
Program Academic Licence Scheme (ALS), yang juga merupakan bagian dari pogram CSR perusahaan Micromine. Memberikan kesempatan luas kepada perguruan tinggi, untuk mengeksplor program program Software Micromine. Dengan eksistensi Micromine yang selalu melakukan inovasi teknologi pertambangan selama kurun waktu lebih dari 33 tahun memberikan lisensi software kepada beberapa Universitas. Program tersebut bertujuan agar para mahasiswa bisa mempelajari serta terampil dan terbiasa menggunakan aplikasi software dalam industri pertambangan.
Praktis program Academic Licence Scheme (ALS) saat ini telah berjalan di banyak Universitas besar di Indonesia. Untuk menunjang berjalannya program ALS di tiap-tiap universitas , kini sudah terbentuk Micromine Club di tiap-tiap universitas.
Dengan fokus studi kasus untuk melakukan pemodelan serta estimasi dan hal lainnya menggunakan software Micromine. Dalam waktu dekat, Micromine Indonesia bersama Micromine Club di tahun 2019, berencana mengadakan Micromine Student Championship bagi para mahasiswa fakultas Teknik geologi dan tambang. “Bagi Universitas yang tertarik untuk ikut serta dalam Program Academic Licence Scheme (ALS) bisa langsung menghubungi kami,” katanya.