REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) mendorong untuk membentuk sebuah lembaga manajemen Inovasi. Fungsi dan lembaga tersebut untuk mempercepat komunikasi dan transfer teknologi dari industri ke perguruan tinggi.
“Di beberapa kampus juga sudah ada yaang namanya inkubasi bisnis. Itu akan disatukan menjadi satu kelembagaan yang kuat untuk bisa kerja sama dengan seluruh stakeholder,” kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti Jumain Appe di Hotel Millenium Jakarta, Selasa (29/1).
(Baca: Produk Inovasi IPB Ditargetkan Tembus Pasar Internasional)
Jumain menjelaskan Kemenristekdikti juga akan memberi suntikan dana kepada masing-masing perguruan tinggi. Dia menargetkan setidaknya setiap perguruan tinggi mendapatkan suntikan dana masing-masing sebesar Rp 5 miliar.
Kendati demikian, hingga kini Kemenristekdikti masih menyeleksi perguruan tinggi mana saja yang layak diberikan suntikan dana tersebut.
“Ya kita lihat dulu yang sekarang ini kalau yang perguruan tinggi universitas ada 80-an. Kita harapkan bisa mengisi sebagian besar. Tapi kita masih rumuskan pada hari ini dan itu harus dikembangkan secara terus menerus,” ungkap dia.
Jumain juga mendorong agar perguruan tinggi untuk terus proaktif menghasilkan inovasi. Khususnya inovasi yang bisa mengangkat keunggulan daerah masing-masing. Jumain menilai, banyak keunggulan daerah yang bisa dijadikan inovasi. Contohnya di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), lanjut Jumain, kampus dan masyarakat lokal bekerja sama untuk membudidayakan nilam untuk produksi minyak atsiri. Aroma nilam Aceh yang tahan lama, membuat parfum tersebut diincar oleh pasar internasional.