REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Diabetes menjadi salah satu dari empat penyakit tidak menular yang semakin banyak pengidapnya. Diabetes, bertengger bersama penyakit-penyakit lain seperti serangan jantung, strok, gagal ginjal dan amputasi kaki.
Menurut IDF Atlas 2015, Indonesia menempati peringkat tujuh untuk prevalensi penderita diabetes tertinggi di dunia. Ironisnya, dua pertiga penderitanya tidak tahu mereka memiliki diabetes.
Kondisi itu tentu saja membuat mereka berpotensi mengakses layanan kesehatan dalam kondisi terlambat atau sudah dengan komplikasi. Fakta ini jadi pendorong tiga mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) memanfaatkan teknologi penjaga kesehatan dari konsumsi gula berlebihan. Mereka adalah Adhikajati Kurnia Adi dan Aditya Sandi Nugraha dari Teknik Elektro, dan Halidah Ulfah dari Teknik Industri.
Di bawah bimbingan dosen Setyawan Wahyu Pratomo, mereka menciptakan alat yang bernama Idemes. Idemes merupakan singkatan dari Innovation of Automatic Sugar Container for Diabetes Mellitus Sufferers with Smarthphone Integrated System.
Ketua Tim, Dhika mengatakan, ide mengenai Idemes awalnya untuk diikutsertakan dalam lomba Gemastik atau setara PKM yang diadakan Dikti. Sambil menunggu pelaksanaan lomba, mereka membuat alat ini.
"Mekanisme kerja alatnya sangat mudah, pertama pengguna memasukkan terlebih dulu gula ke dalam botol Idemes, kemudian menghidupkan tombol on dan membuka aplikasi Idemes," kata Dhika, Senin (18/2).
Aplikasi itu harus diunduh terlebih dulu. Setelah itu, pengguna memasukkan keterangan seperti jenis kelamin, umur, berat badan, tinggi badan, dan menempelkan ibu jari di lubang yang tersedia di tutup botol.
Dhika menuturkan, gula yang berlebih akan ke luar dan status kadar gula darah dapat dilihat dari aplikasi. Menurut Dhka, perawatan alat ini juga mudah, cuma perlu diisi jika baterainya habis.
Ia menuturkan, botol juga hanya butuh dilap jika tempat untuk memasukkan gula kotor. Begitu juga untuk perawatan casingnya. Casing perlu dilap menggunakan tisu basah agar tidak kotor.
Saat ini, mereka akan berusaha menyempurnakan alat dan berencana mengubah bentuk fisik dan botol pintar tersebut. Mereka ingin alat dapat disebarluaskan dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat banyak.
"Berharap dapat membuat generasi muda melatih gaya hidup lebih sehat, agar dapat mengurangi risiko terkena penyakit diabetes mellitus yang bisa menyerang kapanpun dan siapa pun tanpa memandang umur dan jenis kelamin," ujar Dhika.