REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL -- Pimpinan Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin (STIU) Wadi Mubarok Bogor mengunjungi Fakultas Ushuluddin dan Dakwah (FUD) Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta, Senin (25/2). Mereka diterima di kampus IIQ, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangel), Banten.
Rombongan STIU Wadi Mubarok yang datang adalah para pimpinan STIU sebanyak lima orang. Mereka adalah Abdul Rauf Haris selaku ketua; Muhammad Suadi Yusuf (wakil ketua); Ahmad Faisol Buzairi (wakil ketua), Mahfudz (kaprodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir), dan Ahmad Jayadi (kabag Akademik).
Siaran pers STIU Wadi Mubarok yang diterima Republika.co.id menyebutkan, rombongan STIU disambut hangat oleh para pejabat di lingkungan IIQ . Yakni, Wakil Rektor I IIQ, Dr Nadjematul Faizah, Mhum; Wakil Rektor III, Dr Romlah Widayati MAg; Dekan FUD, Dr Muhammad Ulinnuha MA; Direktur Pascasarjana, Dr Muhammad Azizan Fitriana MA; Kabag Akademik, Sigianto Effendi SE; Kabag Administrasi Umum dan Keuangan, Rahmatul Fadhil MA; Kaprodi IAT, KH Haris Hakam MA., dan para sekprodi FUD IIQ Jakarta.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Rektor III IIQ Jakarta, Romlah Widayati menjelasakan sejarah IIQ Jakarta dari sejak berdiri sampai saat ini. “IIQ Jakarta merupakan perguruan tinggi yang memiliki keunikan, di antaranya di bidang tahfizh, tilawah, qira’at dan rasm usmani,” kata Romlah.
Rombongan pimpinan STIU Wadi Mubarak Bogor berfoto bersama dengan jajaran pimpinan IIQ Jakarta.
Ketua STIU Wadi Mubarok, Abdul Rauf Haris memperkenalkan kepada FUD IIQ Jakarta perihal Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir serta sistem kurikulum yang dijalankan di STIU Wadi Mubarok. “Kami ingin meminta kepada FUD IIQ Jakarta untuk berbagi pengalaman, baik peluang maupun tantangan yang dihadapi. Hal itu mengingat IIQ sudah berumur 42 tahun terhitung sejak berdirinya, sementara STIU Wadi Mubarok baru berusia dua tahun,” ujarnya.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah IIQ Jakarta, Muhammad Ulinnuha mengungkapkan perasaan senangnya atas kehadiran pimpinan STIU Wadi Mubarok Bogor. “Kami berharap pertemuan ini bukanlah pertemuan terakhir. Perlu diadakan kegiatan-kegiatan lanjutan, mengingat FUD IIQ Jakarta dan STIU Wadi Mubarok sama-sama berkecimpung di bidang Alquran,” kata Ulinnuha.
Ia berbagi pengalamannya selama menjabat di IIQ Jakarta. Menurut dia, munculnya kampus yang senada dan seirama dengan kampus IIQ menjadi tantangan sekaligus dapat menguatkan antarinstitusi dalam mengembangkan perguruan tinggi. Ia juga menjelaskan tentang kurikulum yang diterapkan di program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir dengan basis Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
“Kami berharap dengan adanya kunjungan ini, STIU Wadi Mubarok dan IIQ dapat bekerja sama dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pengelola perguruan tinggi,” kata Muhammad Ulinnuha.