Kamis 28 Feb 2019 07:35 WIB

Pariwisata Halal di Sulsel Perlu Segera Direalisasikan

Banyak negara non-Muslim sukses kembangkan pariwisata halal.

Suasana pembukaan Sharia Economic Forum (SEF) yang diadakan oleh  Forkeis di Makassar, Senin (25/2).
Foto: Dok Fossei
Suasana pembukaan Sharia Economic Forum (SEF) yang diadakan oleh Forkeis di Makassar, Senin (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Merayakan hari lahir yang ke-10, Forum Kajian Ekonomi Syariah (Forkeis) melaksanakan kegiatan Sharia Economic Forum (SEF). Kegiatan tersebut dilaksanakan di Baruga Angin Mamiri, rumah jabatan wali kota Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (25/2).

Acara tersebut mengangkat tema “Pariwisata halal di Sulsel: potensi dikembangkan atau sekedar wacana”. Andi Sudirman Sulaiman selaku wakil gubernur provinsi Sulawesi Selatan menganggap tema tersebut sangat menarik.

“Saya kira wisatawan yang berkunjung ke Toraja sebagian besar dari umat Muslim. Makanya, Kabupaten Toraja ini perlu  membangun kawasan wisata halal dan itu kita masukkan di rencana pembangunan jangka menengah daerah,” ungkapnya saat tampil sebagai keynote speaker seperti dikutip dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (27/2).

Wakil gubernur Sulsel menyampaikan,  negara-negara non-muslim seperti Selandia Baru, Jepang, Cina, Thailand dan Hongkong dapat membuat wisata kuliner halal, maka sepantasnya Indonesia sebagai negara mayoritas muslim bisa melakukannya juga.

“Saya berharap pariwisata halal di Sulawesi selatan dapat terealisasi dan bukan hanya sekedar wacana saja,” ungkapnya.

photo
Forum Kajian Ekonomi Syariah (FORKEIS) melaksanakan kegiatan Sharia Economic Forum (SEF) di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (25/2).

Dalam acara SEF tersebut  Forkeis meluncurkan  majalah Info Ekonomi Syariah (Infes) yang merupakan item one decade dan bentuk adikarya Forkeis di usianya yang ke-10. Dr Amiruddin selaku pembina Forkeis membuka secara resmi kegiatan One decade Forkeis dan temu ilmiah regional (Temilreg) IV Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Sulawesi Selatan dan Papua.

Acara tersebut dihadiri oleh beberapa tokoh ekonomi syariah Sulawesi Selatan dan sekaligus menjadi panelis SEF. Mereka antara lain,  Prof Arfin Hamid dari MU;  Dr Roslina Alam dari IAEI;  Kamaruddin Kammisi selaku pimpinan cabang Panin Dubai Syariah;  Rachmat Riyanto dari Bank Indonesia;  Dra  Hj  Djamila Hamid dari Dinas Budaya dan Pariwisata Sulsel;  Muh. Al Amin selaku direktur Walhi Sulsel;  Budi Kurniawan Kasim dari BPD HIPMI Sulsel;  dan Hidayat Tri Wahyudi selaku ketua Asbisindo. Acara SEF dipandu oleh moderator Dr  Anas Iswanto Anwar.

Dalam sesi tanya jawab, Dr  Idris Parakassi sebagai tamu undangan menyimpulkan hasil pembicaraan para panelis sepakat bahwa pariwisata halal mesti direalisasikan di Sulawesi Selatan.

“Mendengar arah pembicaraan para panelis, semuanya sepakat bahwa pariwisata halal mesti diperjuangkan. Beberapa minggu yang lalu kami melakukan kunjungan ke Jawa Barat untuk merampungkan naska akademik dan insyaAllah bulan Oktober Perda halal di Sulsel selesai,” jelasnya saat sesi tanya jawab.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement