Senin 11 Mar 2019 08:07 WIB

FKKMK UGM Komitmen Perkuat Tenaga Kesehatan di Indonesia

Program Friendship untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Esthi Maharani
Peresmian Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada.  Peresmian dihadiri Pendiri Tahir Foundation Dato’ Sri Tahir, Rektor UGM Panut Mulyono, Dekan FKKMK UGM Ova Emilia dan Dirjen Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Ghufron.
Foto: Republika/Wahyu Suryana
Peresmian Gedung Pascasarjana Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada. Peresmian dihadiri Pendiri Tahir Foundation Dato’ Sri Tahir, Rektor UGM Panut Mulyono, Dekan FKKMK UGM Ova Emilia dan Dirjen Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti Ali Ghufron.

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) mengembangkan program Faimer Regional Institute of Indonesia For Educational Development and Leadership (Friendship). Pengembangan dilaksanakan Departemen Pendidikan Kedokteran, Kesehatan, dan Bioetika dengan menggandeng Foundation for Advancement of International Medical Education and Research (Faimer) Institute.

Program ini untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain di kawasan Asia, khususnya Asia Tenggara. Faimer sendiri dikenal banyak melakukan pengembangan pendidikan kesehatan.

"Sekarang FKKMK UGM menjadi salah satu dari 11 FAIMER Regional Institute, yang pertama di Asia Tenggara," kata Wakil Dekan FKKMK, Gandes Retno Rahayu, saat peresmian program Friendship pekan lalu.

Program diinisiasi sejak 2012 dan mulai berjalan pada 2018 lalu. Gandes memaparkan, Faimer merupakan institusi pengembangan ilmu dan riset di bidang pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan yang berbasis di Philadelphia. Bersama UGM, institusi ini menawarkan dua program yang bisa dimanfaatkan para tenaga profesional bidang kesehatan. Pertama, program Friendship tailor-made to Master in Medical and Health Professions Education (MPHE).

Program ini sesuai untuk peserta S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan. Lalu, ada program fellowship yang dilaksanakan selama dua tahun dengan model blended learning.

"Program blended learning ini sesuai untuk tenaga kesehatan yang telah bekerja dan mungkin tidak memiliki waktu untuk menempuh pendidikan formal jenjang S2," ujar Ketua Friendship, Mora Claramita.

Pelatihan yang diberikan berkaitan pengembangan riset bidang kesehatan, prinsip kepemimpinan, penjaminan mutu dan lain-lain. Peserta juga menjalani residential training sebanyak dua kali, masing-masing satun pekan di FKKMK UGM. Peserta merupakan praktisi, peneliti bidang kesehatan, dan dosen di institusi pendidikan kedokteran dan profesi kesehatan. Program ini dapat mereka ikuti dengan terlebih dulu mengirimkan proposal.

Presiden Faimer Philadelphia, John J. Norcini menambahkan, program ini tidak hanya memberikan dampak perbaikan kepada institusi pendidikan kesehatan. Tapi, juga membuat perubahan yang nyata bagi masyarakat.

Program memungkinkan tenaga kesehatan untuk mendapatkan pelatihan tanpa harus datang jauh-jauh ke Amerika Serikat. John sendiri mengaku sudah mengikuti perkembangan dari orang-orang yang sudah menyelesaikan program tersebut.

"Dan banyak dari mereka telah membagikan apa yang mereka dapatkan dan melatih lebih banyak orang, sehingga dampaknya tidak berhenti di institusi itu saja," kata John.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement