Senin 18 Mar 2019 17:37 WIB

Menko Puan Beri Kuliah Umum di ISI Solo

Menko Puan mengatakan seni tidak dapat dilepaskan dari budaya.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Menko Puan Beri Kuliah Umum di ISI Solo
Foto: Dok Humas ISI
Menko Puan Beri Kuliah Umum di ISI Solo

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Puan Maharani memberikan Kuliah Umum kepada mahasiswa Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, di Gedung Teater Besar Umardani ISI, Senin (18/3). Kuliah umum tersebut mengambil tema "Inovasi Seni Menuju Indonesia Maju dan Berbudaya di Era Industri 4.0".

Dalam kesempatan tersebut, Menko Puan menyatakan, seni merupakan keahlian untuk membuat karya memiliki nilai keindahan. Seni tidak dapat dilepaskan dari budaya. Sebab, nilai-nilai keindahan selalu berakar dari budaya masyarakat.

Menurut Puan, Indonesia sebagai bangsa yang majemuk, terdiri dari 17.000 pulau, 714 suku, 1.100 bahasa, memiliki keragaman seni budaya. Maka dari itu, berbagai berbagai karya seni yang dihasilkan memiliki ciri khas dan berbeda disetiap daerah.

Misalnya, seni gamelan, meskipun pada dasarnya sama tetapi antara gamelan Jawa Tengah dengan gamelan Jawa Timur memiliki perbedaan yang menjadi ciri khas masing-masing.

"Begitu juga seni membatik, seni menenun, seni tari, seni lukis, seni pahat, seni kuliner, dan sebagainya memiliki kekhasan budaya di setiap wilayah Nusantara," jelasnya seperti tertulis dalam siaran pers.

Sementara, dalam era globalisasi saat ini, lanjutnya, nilai-nilai dalam seni budaya memiliki dinamika yang dapat memberikan peluang sekaligus tantangan. Tantangan yang dihadapi seni budaya saat ini yakni, bagaimana mempertahankan nilai-nilai luhur seni budaya dalam menghadapi nilai-nilai seperti nilai komersial, nilai kepraktisan, nilai fungsional, dan lain sebagainya.

Menko Puan menyampaikan, seni budaya juga merupakan produk dari zamannya. "Dan saat ini kita berada di era digital dan teknologi. Sehingga keindahan gerak, keindahan suara, keindahan visual, dapat dibuat sedemikian beragam dengan berbagai teknik berbasiskan teknologi. Sebagai contoh, film animasi dengan teknologi dapat memadukan seni lukis, seni gerak dan seni audio, menjadi film," paparnya.

Menghadapi era industri 4.0 , menurut Puan, ISI Solo perlu menyiapkan mahasiswanya. Selain menyiapkan mahasiswa mempunyai kemampuan akademik yang baik, juga memiliki keterampilan dalam memanfaatkan teknologi informasi komunikasi. Sehingga selain terampil dalam bidang seni, juga terampil dalam menggunakan Teknologi Informasi Komunikasi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement