REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Univeristas Muhammadiyah Yogyakarta menerjunkan tim Kuliah kerja Nyata (KKN) untuk mengawasi pemilu. Pemilu merupakan pesta demokrasi yang melibatkan jutaan masyarakat Indonesia. Keberhasilan hajatan besar ini menjadi salah satu tolak ukur kesuksesan negara dalam menyelenggarakan sistem politik.
Komisioner Bawaslu DIY, Amir Nashiruddin menilai, pemilu sangat berpotensi mendapat gangguan. Mulai dari penyelenggara pemilu yang tidak netral, praktik politik uang peserta pemilu, dan kurangnya kesadaran masyarakat berpartisipasi. Keberpihakan para penyelenggara juga rawan terjadi yang mengakibatkan adanya kecurangan.
"Untuk itu, Bawaslu mengajak seluruh lapisan masyarakat mengawal dan mengawasi pemilu, partisipasi masyarakat dapat berwujud pencegahan, pengawasan, pemberian informasi, pelaporan dan saksi," kata Amir, Rabu (20/3).
Itu diungkapkan saat mengisi Pembekalan dan Penerjunan KKN Tematik Pengawasan Pemilu 2019 yang dilaksanakan LP3M Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). Program bekerja sama langsung dengan Bawaslu RI.
Penerjunan ini turut menjadi wujud komitmen UMY untuk aktif dalam pengawasan pemilu. Tidak kurang 186 mahasiswa akan disebar ke 22 desa di 18 kecamatan yang ada di Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul dan Yogyakarta.
Mulai 25 Maret-24 April 2019, mereka akan terjun langsung di tengah-tengah masyarakat guna mendukung kelancaran Pemilu 2019. KKN ini jadi tindak lanjut MoU yang dilakukan UMY dan Bawaslu di Balai Desa Hargomulyo 20 Januari 2019.
Nota kesepahaman ditandatangani dalam Deklarasi Desa Anti Politik Uang (APU). APU sekaligus meerupakan usaha konkrit dalam menciptakan pemilihan umum yang bermutu dan berintegritas.
Wakil Rektor Bidang Akademik UMY, Sukamta berharap, mahasiswa-mahasiswa KKN bisa mengambil segala pelajaran positif. Sebab, mereka akan terlibat langsung dalam pelaksanaan pesta demokrasi.
Selain itu, ia berpesan, agar mahasiswa-mahasiswa KKN terus memegang pendirian yang teguh dan tidak terbawa arus politik buruk. Sukamta mengingatkan, segala keputusan harus dipikirkan jernih dan atas dasar Islam serta Muhammadiyah.
"Sebagai mahasiswa UMY kalian harus bisa menyebarkan nilai-nilai Islam dan Muhammadiyah, pendirian kalian harus kokoh agar bisa menghadapi segala kondisi yang terjadi di lapangan," ujar Sukamta.