REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady menyatakan pembangunan masjid dan kampus Universitas Paramadina akan segera dimulai. Hal ini agar bisa membuka penerimaan mahasiswa baru pada tahun ajaran baru 2021. Saat ini pihak Yayasan Wakaf Paramadina sedang menyelesaikan cetak biru pembangunan.
"Jadi kita sedang memfinalkan blue print ini, tapi kita akan segera mulai (pembangunannya) supaya bisa sudah ada penerimaan mahasiswa baru di tahun ajaran 2021," kata dia usai menghadiri agenda penandatanganan nota kesepahaman dengan Yayasan Wakaf Paramadina di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (27/3).
John meyakini, kehadiran Universitas Paramadina di Cikarang, Jawa Barat, akan sangat disambut baik oleh masyarakat sekitar. Bahkan, kata dia, baru hari ini saja sudah ada penawaran-penawaran yang ingin membantu memberikan sumbangan untuk pembangunan.
"Banyak yang sudah tergerak untuk memberikan sumbangan untuk pembangunan masjid dan kampus ini. Saya yakin pada saat sudah formal dan sudah kita umumkan dan kita mulai pembangunan, pasti akan banyak yang tergerak untuk membantu, pastinya kami juga," katanya.
Yayasan Wakaf Paramadina mengumumkan rencana pembangunan masjid dan fasilitas pendidikan Universitas Paramadina di Cikarang, Jawa Barat. Pihak Yayasan dan Grup Lippo pun menandatangani memorandum of understanding (MoU) untuk meresmikan rencana pembangunan.
Peresmian tersebut dilakukan dalam acara bertajuk 'Future Paramadina Mosque and Campus' di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (27/3). Kerja sama ini dilaksanakan oleh PT Lippo Cikarang Tbk dengan Yayasan Wakaf Paramadina. PT Lippo Cikarang Tbk adalah anak perusahaan dari PT Lippo Karawaci Tbk.
Ketua Yayasan Wakaf Paramadina Hendro Martowardojo mengatakan, pembangunan masjid dan fasilitas pendidikan Universitas Paramadina merupakan implementasi dari visi dan cita-cita pendiri Yayasan Wakaf Paramadina, Nurcholish Madjid (alm), yang ingin universitas ini menjadi pusat pemberdayaan umat dan ilmu pengetahuan berasaskan nilai-nilai keislaman, kemodernan, dan keindonesiaan.
"Memiliki kampus merupakan prioritas Universitas Paramadina. Ini penting agar kami dapat memajukan visi dan cita-cita kami untuk masa depan, dengan kesadaran kebinekaan sosial dalam satu wadah tatanan politik yang adil, terbuka, dan demokratis," kata Hendro.