Jumat 29 Mar 2019 08:14 WIB

Kemenlu Promosikan Demokrasi kepada Mahasiswa

BDF merupakan salah satu capaian terbesar RI di bidang diplomasi publik.

Rep: Wachidah Handasah/ Red: Irwan Kelana
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mempromosikan Bali Demokrasi Forum (BDF) kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Foto: Dok Direktorat Diplomasi Publik Kemenlu
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mempromosikan Bali Demokrasi Forum (BDF) kepada mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA --  Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berupaya mempromosikan demokrasi kepada kalangan mahasiswa.  Salah satu caranya, dengan mengadakan seminar dan simulasi sidang ke-11 Bali Democracy Forum (BDF) di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pada 26-27 Maret lalu.

BDF merupakan salah satu kegiatan utama diplomasi publik Indonesia yang konsisten dilaksanakan sejak 2008. Diinisiasi oleh Indonesia, BDF merupakan forum untuk membentuk tata bangun demokrasi kawasan, utamanya di kawasan Asia dan Pasifik. BDF bertujuan mengintensifkan dialog serta meningkatkan saling pengertian dan penghargaan di antara bangsa-bangsa, utamanya di Asia.

Melalui seminar dan simulasi sidang ke-11 BDF tersebut, Kemenlu memperkenalkan sekaligus mempromosikan demokrasi sebagai salah satu aset utama diplomasi publik Indonesia kepada lebih dari 100 mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional UMY.

Kegiatan diawali dengan pemaparan mengenai diplomasi publik Indonesia dan penyampaian informasi mengenai BDF oleh Direktur Diplomasi Publik Kemenlu, Azis Nurwahyudi.

photo
Suasana seminar dan simulasi Bali Demokrasi Forum (BDF) yang diadakan di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).

Dalam paparannya, Azis menyampaikan pentingnya pengelolaan berbagai aset diplomasi publik Indonesia, di antaranya demokrasi, keragaman budaya, dan pluralitas agama. Aset diplomasi publik tersebut harus dikelola secara baik agar dapat meningkatkan citra dan kepercayaan terhadap Indonesia di mata internasional.

Azis juga menegaskan kembali pentingnya BDF sebagai salah satu capaian terbesar Indonesia di bidang diplomasi publik.

“Awalnya BDF hanya diikuti oleh 40 negara peserta di tahun 2008. Tapi terakhir (tahun 2018), jumlah partisipannya sudah mencapai 90 negara dari berbagai kawasan, tidak hanya Asia,’’ ujar Azis.

Peningkatan jumlah partisipan BDF tersebut mengindikasikan meningkatnya kepercayaan terhadap Indonesia di tingkat global.

Pada hari kedua kegiatan, para peserta menyimulasikan sidang ke-11 BDF dan berperan sebagai para diplomat dari negara peserta BDF. Berdasarkan penilaian terhadap peran, posisi, dan opini yang disampaikan, disimpulkan bahwa peran BDF telah dipahami dengan baik dan benar oleh para peserta.

Dosen pengampu mata kuliah Praktik Diplomasi UMY, Ratih Herningtias menyampaikan, kegiatan simulasi ini bermanfaat untuk membumikan teori, konsep atau perspektif HI yang selama ini terkesan abstrak dan ‘di awang-awang’ menjadi sebuah aktivitas yang operasional dan praktikal.

Melalui kegiatan ini, mahasiswa dapat merasakan bahwa isu hubungan internasional merupakan isu keseharian dalam kehidupan di sekitar mereka. ‘’Mereka tidak hanya menjadi penonton namun juga dapat mengambil bagian dalam berbagai aktivitasnya,’’ tandas Ratih. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement