Kamis 11 Apr 2019 06:59 WIB

Hadapi Era Disruptif, Akuntan Harus Ciptakan Perubahan

Ada banyak tantangan yang dihadapi profesi akuntan dengan perkembangan teknologi

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Esthi Maharani
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta.
Foto: muhammadiyah.or.id
Kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Perkembangan teknologi informasi di era disrupsi saat ini telah membuat banyak jenis pekerjaan hilang.  Termasuk pekerjaan dalam bidang akuntansi. Untuk itu, seorang akuntan harus menciptakan perubahan dalam menghadapi teknologi disruptif ini. Tentunya, hal ini dapat dimulai dari dunia pendidikan.

Menangkap hal ini, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) pun menggelar konferensi internasional tentang bagaimana cara menghadapi tangangan di era disruptif. Konferensi ini mengangkat tema Accounting Challenge and Risk of Disruptive Technology, Selasa (9/4) kemarin.

Akademisi dari International Islamic University Malaysia, Maliah Bt. Sulaiman mengatakan, ada banyak tantangan yang dihadapi profesi akuntan dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat ini. Sebab, teknologi telah mengambil alih banyak pekerjaan seorang akuntan.

Ia mencontohkan seperti adanya mesin penghitung canggih yang ada saat ini. Yang mana berguna untuk meminimalisir kesalahan dari manusia. Tentunya, dengan adanya meisn tersebut membuat tenaga manusia mulai jarang digunakan dan lebih banyak dibebankan kepada teknologi. Sehingga, hal ini pun menyebabkan nilai  sosial mulai berkurang sejak era disruptif.

"Sehingga harus ada cara cepat, kesadaran diri dan punya aksi nyata," kata Maliah.

Untuk itu, pendidikan akuntansi perlu memodifikasi sistem kurikulum yang tentunya relevan dengan teknologi disruptif. Hal ini tentu mempersiapkan mahasiswa yang dapat menghadapi tantangan dan memiliki skill pembaruan.

"Kita harus mempersiapkan diri karena perkembangan teknologi tak dapat dicegah. Yang bisa kita lakukan adalah menghadapinya, kemudian mengaplikasikannya dan yang terakhir mengambil keuntungan darinya," kata Akademisi dari Qatar University, Ousama Abdulrahman.

Menurut Ousama, institusi pendidikan memang seharusnya bisa beradaptasi dengan perkembangan teknologi ini. Bahkan, di universitasnya sendiri telah menerapkan pembelajaran online, begitu juga dengan UMY.

"Saya menanamkan kepada mahasiswa saya tentang pilihan apa yang seharusnya mereka ambil di era teknologi disruptif, mereka harus memilih untuk beradaptasi atau hancur," jelasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement