REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Mafadhotul Zuliatin terpilih menjadi duta antinarkoba Kota Malang. Pencapaian ini berkat idenya menggagas aplikasi edukatif bahaya narkoba berbasis android/ iOS.
Berdasarkan data Badan Narkotika Nasional (BNN) 2017, setidaknya ada 3,5 juta pengguna narkoba di Indonesia. Angka ini sangat memprihatinkan sehingga pemerintah mengambil langkah tegas. Antar lain melalui berbagai ancaman hukum hingga eksekusi mati kepada terpidana narkoba sejak 2015.
Upaya edukasi bahaya narkoba kepada masyarakat Indonesia juga digagas BNN melalui ajang pemilihan duta antinarkoba. Salah satu pesertanya, yakni Mafadhotul Zuliatin selaku mahasiswa Civic Hukum Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Dia berhasil menduduki posisi kedua ajang Duta Anti Narkoba Kota Malang 2019 baru-baru ini.
Berbekal idenya menggagas aplikasi edukatif bahaya narkoba berbasis android/ iOS, mahasiswa yang akrab disapa Mafa ini tampil apik saat presentasi. Aplikasi yang ia gagas dinilai dewan juri selaras dengan program BNN yakni Pencegahan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).
Aplikasi yang dirancang oleh Mafa berisikan beberapa fitur edukasi. Beberapa di antaranya kuis interaktif, informasi tentang BNN, dampak narkoba serta undang-undang terkait narkoba. Aplikasi bernama Anti Narkoba EducApp ini dapat dengan mudah diunduh melalui PlayStore, dan segera hadir di AppStore.
Menurut Mafa, pemilihan ide aplikasi di android ini karena saat ini banyak anak muda memakai gadget. Gadget menjadi salah satu media efektif untuk pencegahan pemberantasan penyalahgunaan dan peredaran narkoba. Selain melalui aplikasi, ia juga akan melakukan sosialisasi rutin dua minggu sekali di Car Free Day (CFD).
Bersama BNN, Mafa akan menggelar seminar antinarkoba pada Hari Antinarkoba 26 Juni mendatang. “Kita buka bilik konsultasi untuk konsultasi narkoba yang bersifat privasi. Jadi kalau yang mau buat pengakuan, privasinya terjaga,” tuturnya.