REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Forum Rektor Indonesia (FRI) menyelenggarakan Konferensi Forum Rektor Indonesia, Konvensi Kampus XV dan Temu Tahunan XXI FRI 2019 di Kampus Universitas Diponegoro, Semarang tanggal 25-26 April 2019. Konferensi tahunan itu mengambil tema peran perguruan tinggi mewujudkan pembangunan berkeadilan dan restrukturisasi perguruan tinggi untuk mempersiapkan generasi emas Indonesia.
Rektor Unhas sekaligus Ketua FRI, Dwia Aries Tina Pulubuhu, menyampaikan laporan pertanggungjawaban kegiatan FRI selama periode kepengurusannya. Di dalam laporan tersebut, juga disampaikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah, perguruan tinggi dan pihak terkait dari delapan kelompok kerja yang dibentuk oleh FRI.
"Laporan dan Rekomendasi FRI disampaikan sebagai bentuk pertanggungjawaban publik kepengurusan FRI 2018-2019. Kelompok kerja yang dibentuk telah melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) pada delapan universitas dengan fokus kegiatan yang berbeda yaitu, Demokrasi Pancasila, Kepemimpinan Nasional, Ekonomi Digital, Multikuralisme, Ketahanan Pangan, dan Ketahanan Energi," kata Sekretaris Eksekutif RRI, Suharman Hamzah, dalam rilis yang diterima Republika, Senin (29/4).
Rapat Dewan Pertimbangan FRI di Gedung Rektorat Undip, Kamis (25/4), ditetapkan Kepengurusan FRI 2019-2020 serta Pemilihan Ketua FRI 2020-2021. Rektor Universitas Diponegoro (Undip) dan Rektor Universitas Muhammadyah Surakarta (UMS) ditetapkan selaku Ketua dan Wakil Ketua FRI 2019-2020. Sedangkan untuk Ketua dan Wakil Ketua FRI 2020-2021 (elected) adalah Rektor IPB dan Rektor Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Lampung.
Sementara itu, Dwia menyampaikan terima kasih atas dukungan semua pihak sehingga dapat menjalankan amanah selaku Ketua FRI 2018-2019 dengan baik dan lancar. Capaian FRI 2018-2019 mendapatkan pujian dan apresiasi karena seluruh kegiatan yang direncanakan dapat berjalan lancar dan sesuai target.
"Semoga dukungan tersebut dapat terus berlanjut untuk FRI yang telah berkiprah sebagai gerakan moral dan intelektual sejak reformasi 1998, senantiasa hadir dalam mengawal proses perubahan Bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, momen ini merupakan titik penting bagi sejarah kepemimpinan FRI," kata Dwia.