REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta akan mengirim 10 mahasiswanya ke Kamboja. Pengiriman ini dilakukan dalam rangka Kuliah kerja Nyata (KKN) di Districk Chroy Metrey Mukampoul, Kandal, Kamboja.
Rencananya, KKN ini akan dilakukan pada Juli hingga Agustus 2019. Dalam mewujudkan untuk terlaksananya kegiatan ini, telah dilakukan kunjungan ke Kamboja.
Kunjungan itu sendiri disambut oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Kamboja, Sudirman Aseng dan Kepala Bidang Sosial Budaya Kedubes RI di Kamboja, Made Santi Ratnasari. Pertemuan tersebut membahas rencana dan persiapan penerjunan mahasiswa KKN UIN Suka.
Sudirman Aseng mengatakan, kemitraan UIN Suka dengan masyarakat Kamboja memiliki beberapa nilai strategis. Pertama yakni secara kultural.
Menurut Aseng, sejarah peradaban masyarakat Kamboja menunjukkan jalinan yang kuat dengan sejarah peradaban Indonesia. Terutama pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Kedua yakni dalam bidang pendidikan, terutama dalam studi keislaman. Melalui kegiatan KKN yang akan dilakukan ini diharapkan UIN Suka dapat mengisi ruang perkembangan disiplin ilmu studi keislaman.
"Di Kamboja saat ini cenderung (studi keislaman) hanya berkembang di tingkat madrasah saja," kata Aseng berdasarkan siaran pers yang diterima Republika.co.id.
Ketiga yaini kemitraan dengan masyarakat dapat mengembangkan kehidupan sosial keagamaan yang moderat dan toleran.
Sekretaris LPPM UIN Suka, M Soehadha mengatakan KKN di Kamboja tidak hanya fokus pada program sosial keagamaan saja. Namun juga menyentuh sektor kehidupan praktis seperti ekonomi dan seni budaya.
"Kita akan bermitra dengan Cambodian Islamic Center (CIC) dan Madrasah Nurul Iman di Provinsi Kandal Kamboja untuk bersinergi mewujudkan Islam rahmatallil alamin," kata Soehadha.
Seleksi penerimaan mahasiswa yang akan mengikuti KKN ini sendiri akan dilakukan dengan ketat. Dibutuhkan mahasiswa yang memiliki kompetensi di bidangnya.
"Berkarakter dan bisa bermasyarakat untuk menyampaikan Islam moderat kepada masyarakat Kamboja," jelasnya.