REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir menegaskan perguruan tinggi harus bekerja sama dengan industri dalam kurikulum perkuliahan. Hal tersebut perlu dilakukan karena perguruan tinggi harus menghasilkan sumber daya manusia (SDM) yang langsung dapat diterima industri.
"Pendidikan tinggi di dalam mendesain kurikulum, harus bekerja sama dengan industri, karena dia akan menjadi user nantinya. Jangan sampai perguruan tinggi mendesain kurikulum atas dasar keinginan sendiri perguruan tinggi, harus berkolaborasi dengan industri," kata Nasir, High Level Plenary Talk Show Sesi Pembangunan Manusia dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) di Hotel Shangri-La Jakarta, Kamis (9/5).
Selain peran menciptakan lulusan yang siap masuk ke industri, perguruan tinggi juga berkontribusi bagi ekonomi dan industri melalui hasil penelitian. Nasir menargetkan selalu ada inovasi yang diterapkan pada industri dari seribu penelitian dari perguruan tinggi.
"Kalau kita ada riset seribu, yang akan jadi inovasi berapa? Dari seribu, mungkin seratus (inovasinya). Dari sepuluh persennya itu, yang akan masuk industri berapa? Sepuluh persennya juga. Kalau dari seribu bisa menghasilkan industri sepuluh, itu sudah luar biasa," kata dia.
Untuk dapat menciptakan lulusan siap kerja di industri sekaligus menciptakan inovasi bagi industri, perguruan tinggi saat ini sudah memiliki dua jenjang pendidikan berbeda sesuai dengan target dari lulusannya. Dua jenjang tersebut adalah vokasi dan jenjang sarjana.
"Yang harus kita pikirkan adalah pendidikan tinggi harus bisa menghasilkan tenaga kerja yang profesional pada bidangnya, yaitu melalui pendidikan vokasi. Yang pendidikan akademik harus menghasilkan inovasi yang bisa dimanfaatkan industri," kata Nasir.
Pendidikan tinggi, kata Nasir, memiliki kontribusi penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pengembangan industri di Indonesia. Ia mengungkapkan terdapat dua peran penting pendidikan tinggi bagi ekonomi dan industri indonesia yaitu menyiapkan SDM atau lulusan yang siap masuk industri dan menghasilkan riset inovatif yang siap dihilirisasi dan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.