REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pohon pisang sangat akrab dengan kehidupan masyarakat Indonesia. Hampir semua bagian dari pohon ini bermanfaat mulai dari buah, daun hingga batangnya.
Sayangnya, pohon pisang hanya dapat berbuah sekali. Pohon pisang yang telah berbuah sebagian besar ditebang atau dibiarkan mati dengan sendirinya.
Siapa sangka, di dalam bonggol pisang memiliki kandungan antrakuinon. Kandungan itu dapat digunakan sebagai pengganti zat minoksidil pada tonik rambut sintetis.
Bahan baku yang melimpah, namun tidak digunakan ini menginspirasi sejumlah mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mereka membuat tonik rambut dari limbah bonggol pisang.
Mereka terdiri atas Fahayu Priristia Prodi Pendidikan Akuntansi, An Nisa Nur Halimah Prodi Manajemen Pemasaran, Shilvi Woro Satiti, Annisa Fitria Prodi Kimia, dan Larasati Nindya Ismana Prodi Pendidikan Biologi. Farayu berpendapat, penampilan menjadi komponen yang sangat dipikirkan masyarakat hari ini, tidak terkecuali dengan kesehatan dan keindahan rambut.
"Ketombe dan rambut rontok jadi masalah besar setiap orang. Di sisi lain, tonik rambut di pasaran mengandung minoksidil dan finasterid yang memungkinkan terjadinya penyakit," kata Farayu, Jumat (10/5).
Mulai dari nyeri, miopati, bahkan sampai ejakulasi dini bila digunakan dalam jangka panjang. Karenanya, mereka menciptakan tonik rambut dari bahan alami agar aman bagi kesehatan.
Shilvi menjelaskan, cara pembuatan Nevair Tonic atau Banana Weevil Hair Tonic ini membutuhkan bahan sederhana. Bahan-bahannya adalah botol, bonggol pisang, alkohol, natrium metabisulfit, propilen glikon, propil paraben, akuades, label, pewangi, mentol, dan kardus kemasan. Proses produksi sediaan larutan tonik dibagi menjadi dua tahap.
Foto: UNY
"Ada pembuatan ekstrak air bonggol pisang dan pembuatan tonik," ujar Shilvi.
Pertama, bonggol pisang dibersihkan, dipotong, dan dihancurkan. Kemudian, disaring dengan kertas saring.
Lalu, dipanaskan dalam suhu 900 selama 10 menit, difiltrasi dan diperoleh ekstrak air bonggol pisang. Untuk pembuatan tonik, larutkan natrium metabisulfit dan bonggol pisang dalam akuades. Ini jadi larutan A.
Sementara itu, larutkan propil paraben dan mentol dalam etanol yang jadi larutan B. Campurkan keduanya, tambahkan propilen glikol sedikit demi sedikit. Homogenkan dan kemas.
An Nisa menambahkan, Nevair Tonic terbuat dari bonggol pisang (Musa paradisiaca) yang diekstrak menjadi produk tonik rambut herbal. Artinya, aman bagi kulit kepala.
"Nevair Tonic memiliki keunggulan harga yang terjangkau dan terbuat dari bahan alami," kata Nisa.
Sebelum dipasarkan, Nevair Tonic telah melewati berbagai pengujian sehingga aman dan efektif sebagai solusi rambut rontok dan ketombe yang mengedepankan prinsip Total Quality Management (TQM). Selain itu, dilihat dari peluang usaha, produk itu memiliki potensi dikembangkan dan diproduksi dalam jangka panjang. Sebab, sumber daya mudah dapat dan mudah dibudidayakan.
Karya ini sendiri sudah berhasil meraih dana Dikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa. Nevair Tonic masuk dalam bidang kewirausahaan pada 2019.
Foto: UNY