REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Mahasiswa Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo berhasil menciptakan plester luka dari tandan kosong kelapa sawit dan ikan sidat. Produk tersebut diberi nama Pulosakti.
Penelitian yang dilakukan oleh Alfiyatul Fithri dan Wahyu Puji Pamungkas yang dibimbing oleh dosen Maulidan Firdaus tersebut mendapatkan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) senilai Rp 20 juta.
Fithri mengaku, agar bisa lolos mendapatkan dana penelitian dari BPDPKS, timnya harus bertarung dengan ratusan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi. Dari 400 proposal penelitian yang masuk ke BPDPKS, hanya 20 proposal penelitian yang lolos dan memperoleh pendanaan dari BPDPKS.
Alasan Fithri dan timnya melakukan penelitian tersebut karena FAO (Food and Agricultural Organization) menyatakan Indonesia dan Malaysia menjadi produsen dan eksportir minyak sawit terbesar di dunia. Namun, pemanfaatan kelapa sawit di Indonesia belum optimal karena tandan kosong kelapa sawit masih dianggap sebagai limbah. Sebagian masyarakat hanya memanfaatkan tandan kosong kelapa sawit untuk membuat arang.
Sehingga Fithri dan timnya menilai, tandan kosong kelapa sawit perlu dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan hidrogel. Selain itu, ikan sidat mengandung albumin tinggi dan melimpah di Indonesia sehingga diperlukan pula pemanfaatan ikan sidat untuk komponen pembuatan hidrogel.
"Makanya saya dan tim memiliki inisiatif untuk mengubah tandan kosong kelapa sawit ini untuk dibuat plester luka dengan tambahan albumin dari ikan sidat yang memiliki khasiat cepat menyembuhkan luka," ucap Fithri seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (16/5).
Fithri mengklaim, Pulosakti merupakan plester luka modern berbasis hidrogel dengan sifat ramah lingkungan. Hidrogel dibuat dari limbah tandan kosong kelapa sawit. Sedangkan ikan sidat hanya komponen tambahan pada plester yang dapat mempercepat proses penyembuhan luka karena tingginya kandungan albumin dalam ikan sidat.
Cara penggunaan Pulosakti sederhana cukup dengan menempelkan plester pada bagian luka. Sebelumnya luka dibersihkan dengan air atau alkohol untuk menghilangkan kotoran dan darah.
Efektivitas Pulosakti diperoleh dari uji luka pada tikus putih. Kemampuan percepatan penyembuhan luka diamati dan dibandingkan dengan plester luka konvensional komersil dan gel komersil.
"Hasil pengujian menunjukkan, Pulosakti memiliki kemampuan penyembuhan luka yang sangat baik dan lebih cepat dibandingkan plester konvensional komersil dan gel komersil. Berdasarkan hasil uji ini, Pulosakti efektif digunakan sebagai pertolongan pertama pada luka," imbuhnya.
Dia menambahkan, Pulosakti memiliki keunggulan efektif mempercepat penyembuhan luka, ekonomis, ramah lingkungan, nyaman, tanpa bahan kimia berbahaya dan mudah dilepas tanpa melukai kulit. Setelah penelitian berjalan selama enam bulan ini, Pulosakti sudah diuji dan hasilnya aman untuk digunakan.
"Sudah ada produknya, bentuknya gel tapi padat seperti plester luka yang biasa diperoleh di pasaran. Setelah proses penelitian selesai, produk ini sudah siap dipasarkan. Dan kami pun telah memiliki Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk produk ini," pungkasnya.