REPUBLIKA.CO.ID, NOTTINGHAM -- Tahun ini, University of Nottingham, Inggris, akan menjadi lokasi acara Indonesian Scholars International Convention (ISIC) tahun 2019. ISIC menjadi ajang pertemuan pelajar diaspora Indonesia yang bermukim di Inggris.
ISIC diadakan sejak tahun 2001, dipelopori oleh Persatuan Pelajar Indonesia United Kingdom (PPI UK) dan didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London. ISIC 2019 dilaksanakan pada 22-23 Juni 2019.
“ISIC berfungsi sebagai ruang diskusi yang membahas isu terkini di pelbagai bidang, baik bagi masyarakat ilmiah, umumnya, dan mahasiswa Indonesia, khususnya,” kata Ketua ISIC, Lury Sofyan melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Jumat (21/6).
Ia menambahkan, acara ini juga ingin mempromosikan inovasi terkini yang sedang dipelajari atau yang tengah dikembangkan di Indonesia. “Forum diskusi ilmiah terbesar se-Britania Raya ini diharapkan dapat menghasilkan gagasan dan masukan bagi berbagai pihak yang terkait dalam menghadapi tantangan di era globalisasi ini,” ujarnya.
ISIC 2019 mengusung tema Embracing Indonesia Resilience 2045: A Triple-Helix Approach of Economic, Social and Infrastructure Developments from Indonesia-UK Perspective. “Panitia dan segenap pihak yang mendukung berharap dapat berkontribusi nyata dalam mempersiapkan dan mendukung perkembangan di Indonesia menuju usianya yang ke-100 pada tahun 2045 nanti,” kata Lury.
Ia menyebutkan, ada empat macam kegiatan utama ISIC 2019, yaitu sesi plenary, sesi diskusi paralel, presentasi lisan, serta presentasi poster. Sekitar 200 peserta yang merupakan akademisi, ahli serta diaspora Indonesia dari berbagai negara selain yang bermukim di Indonesia dan Inggris, misalnya Belanda, Saudi Arabia, Korea, Amerika, Australia dan Swedia terlibat dan menyampaikan gagasannya melalui tulisan ilmiah, presentasi dan diskusi yang menarik.
“Panitia menyediakan penghargaan untuk dua orang peserta terbaik kategori paper presentation dan dua penghargaan lainnya untuk dua peserta terbaik di kategori poster presentation,” tuturnya.
Sejumlah pembicara dan narasumber ahli, dan peneliti senior pun akan turut hadir baik yang berasal dari Indonesia maupun Inggris. “Mereka akan urun pandangan dan gagasan mereka sesuai dengan kompetensi di bidang masing-masing,” ujarnya.
Narasumber yang turut berpartisipasi mengisi acara ini yakni, Prof HE Aminudin, Prof Ali Gufron, Arif Satria, Sarah Sharples, Lely Pelitasari, Dayu Nirma, Ahmad Yuniarto, Iswandaru Widiatmoko, dan masih banyak lagi. Mereka merupakan wakil dari Badan pemerintahan dan lembaga Internasional misalnya Kementrian Riset dan Teknologi, Kementrian Pendidikan dan KBRI, World Bank, atau pun dari institusi pendidikan misalnya Institut Pertanian Bogor, University of Nottingham serta beberapa universitas lain dari Indonesia dan Inggris. Sebagian pembicara juga mewakili bidang industri, semisal AECOM, MRT Jakarta, dan Schlumberger.