REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kordinator pameran pada Sidang Paripurna Majelis Senat Akademik Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (MSA PTN-BH), Dr drg Asdar Gani mengemukakan produk penelitian maupun riset para peneliti PTN masih sulit dikomersilkan. Hal tersebut disampaikan pada pameran atau exhebisi penelitian dan inovasi PTN yang tergabung dalam MSA PTN-BH, di Hotel Claro Makassar, Sabtu (22/6).
"Kendalanya para peneliti kita hanya sampai pada proses hak paten saja, sangat jarang yang memikirkan untuk produk tersebut dihilirisasi ke masyarakat," ungkapnya saat ditemui pada pameran produk MSA PTN-BH.
Selain itu, menurutnya, produk yang dihasilkan belum begitu bernilai ekonomis sehingga memang perlu bersaing dengan produk lain yang lebih kompetitif.
Produk hasil temuan atau karya peneliti kampus juga susah dipasarkan karena terkendala dalam hal perizinan, sementara beberapa PTN belum memiliki badan atau direktorat yang menaungi bidang ini, sehingga peneliti cukup susah melakukan proses tersebut.
"Ditambah menjadikan hasil penelitian PTN untuk masuk pada skala industri juga bukanlah hal mudah. Jadi memang kita harus memikirkan hal ini mulai dari sekarang. Meski beberapa institusi seperti UGM sudah punya badan yang mengurus ini, dan itu sangat bagus dijadikan sebagai roel model," jelasnya.
Dosen Fakultas Kedokteran Gigi Unhas ini menyebutkan pada pameran perdana ini, ada sembilan institusi yang terlibat dari 11 PTN yang tergabung dalam MSA PTN-BH.
Sembilan PTN tersebut sekaligus menyosialisasikan berbagai produk yang sebagian besar sudah dihilirisasi bahkan beberapa di antaranya sudah dikomersilkan.
"Inilah yang mau dikembangkan supaya penelitian bukan hanya dipublish tetapi tujuan akhirnya dimanfaatkan masyarakat," ungkapnya.
Pernyataan senada juga disampaikan Kepala Seksi Inkubasi Direktorat Pengembangan Usaha dan Inkubasi UGM, Almira Rianty bahwa proses hilirisasi sebuah produk butuh proses yang lama sehingga dibutuhkan regulasi dari pemerintah.
"Kami pihak PTN juga berusaha agar produk ini bisa terhilirisasi dengan baik, dan bersaing dengan produk impor namun sangat dibutuhkan kebijakan yang pro terhadap produk-produk lokal, hasil karya kita sendiri," ucapnya.