REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menyelenggarakan pembukaaan International Youth Camp yang dilaksanakan mulai tanggal mulai 28-30 Juni, Jumat (28/6).
Dekan Fishum, Mochamad Sodik, mengatakan perlu dijalin kerja sama yang kuat, dan berangkat dari pemahaman yang sama untuk menggelar acara tersebut.
"Kami mengumpulkan para pemuda dari berbagai dari negara di Asia Tenggara untuk menyatukan persepsi dalam membangun suatu narasi yang sifatnya inklusif, narasi yang lebih memahami keragaman yang akan menelurkan visi-misi bangsa dan kemanusiaan bisa diusung bersama-sama," katanya baru-baru ini.
Menurut Sodik, intelektualisme itu penting, tetapi juga harus dibarengi dengan kerja-kerja dan komunikasi yang intensif antar pemuda di Asia. Youth camp ini sebenarnya ingin mewujudkan bagaimana para pemuda itu dapat banyak terlibat dalam proses-proses dialog yang akhirnya dapat mewujudkan pemahaman kebudayaan antara satu negara dengan negara yang lain.
Dia menambahkan, dalam konteks nasional dan internasional pemuda adalah pemimpin masa depan. Untuk itu, dengan cara mereka mengasah kepekaan dan intelektual dan sosial ini maka, akan memungkinkan mereka menjadi pemimpin yang lebih siap. "Jika diibaratkan radio itu, kami ingin mempersatukan gelombang, agar baik dan enak didengar," katanya.
Menurut dia, semua pihak perlu turut andil dalam meningkatkan kapasitas pemuda. Peserta yang andil juga dari berbagai latar belakang baik ormas dan agama yang menunjukkan bahwa Fishum UIN Sunan Kalijaga punya komitmen yang inklusif terhadap pemberdayaan pemuda.
"Kita melibatkan banyak departemen bukan hanya Kemenag, tetapi ada Kemenlu, Kemenpora, serta Kemendikbud. Hal ini menunjukkan bahwa pemuda itu milik bersama, bukan hanya urusan Kemenpora saja," ujarnya.