Jumat 05 Jul 2019 02:07 WIB

Dewan Riset Nasional Diharapkan Bisa Kembangkan Inovasi

Menristekdikti melantik 74 Anggota Dewan Riset Nasional

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Esthi Maharani
Menristekdikti Muhammad Nasir
Foto: Antara/Nova Wahyudi
Menristekdikti Muhammad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir melantik 74 Anggota Dewan Riset Nasional (DRN) Periode 2019-2022. Mereka ditugaskan untuk mengawal dan menerapkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) kepada para mitra DRN.

"Saya bermimpi sampai 2022 inovasi menjadi tulang punggung untuk meningkatkan SDM Indonesia, menghasilkan nilai tambah untuk ekonomi Indonesia dari berbagai bidang, dimana hal ini sudah tertuang dalam perpres rencana induk riset nasional," kata Nasir, di Kantor Kemenristekdikti, Kamis (4/7).

DRN terdiri dari berbagai komisi yakni Komisi Teknis Pangan dan Pertanian, Komisi Teknis Energi, Komisi Teknis Teknologi, Informasi dan Komunikasi, Komisi Teknis Transportasi dan Maritim, Komisi Teknis Pertahanan dan Keamanan, Komisi Teknis Kesehatan dan Obat, Komisi Teknis Material Maju, Komisi Teknis Sosial, Humaniora, Pendidikan, Seni, dan Budaya, dan Komisi Teknis Lingkungan dan Kebencanaan.

Masing-masing komisi tersebut membidangi permasalahan yang sering muncul di Indonesia. Nasir mencontohkan di bidang swasembada pangan, Indonesia selama ini berusaha untuk swasembada pangan namun belum terwujud sepenuhnya.

Selain itu, di bidang pertahanan juga diperlukan inovasi. "Ini juga harus kita kembangkan inovasi yang baru. Bagaimana kita memiliki teknologi yang kuat dalam bidang pertahanan," kata Nasir menambahkan.

Sementara itu, menurut Ketua DRN Periode 2015-2018, Bambang Setiadi, pihaknya memiliki catatan yang perlu dikembangkan oleh DRN periode tahun ini. Bambang menegaskan, riset yang didanai publik harus bisa bermanfaat lebih dari sekadar peningkatan ilmu pengetahuan.

"Riset harus berperan dalam meningkatkan stok ilmu pengetahuan, mendukung dan merangsang interaksi sosial, dan menyediakan pengetahuan sosial dan humanitas," kata dia.

DRN merupakan lembaga yang sifatnya mengkoordinasikan lembaga riset lainnya. Nasir mengatakan, ia ingin DRN menjadi koordinator riset-riset yang ada di kementerian dan lembaga.

"Saya ingin mengoptimalkan DRN ke depan lebih baik. Nanti untuk melakukan koordinasi riset-riset yang di kementerian-kementerian ini," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement