Jumat 05 Jul 2019 18:50 WIB

ITB Temukan Inovasi Pemulihan Tanah Tercemar Limbah Minyak

Teknologi bioremediasi sebagai solusi atas permasalahan tanah tercemar limbah minyak.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Gita Amanda
Limbah minyak mentah di Pulau Pantara, Kepulauan Seribu, Senin (4/2).
Foto: Dok Sudin LH Kep Seribu
Limbah minyak mentah di Pulau Pantara, Kepulauan Seribu, Senin (4/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr Ir Edwan Kardena, Dr Qomarudin Helmy dan Yodi Ilyas dari Kelompok Keahlian Rekayasa Air dan Limbah Cair, Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan ITB, menemukan inovasi untuk menjaga lingkungan. Inovasi yang diciptakan ini dapat membantu memulihkan kondisi tanah yang tercemar oleh limbah minyak.

Penelitian berangkat dari latarbelakang pencemaran minyak di lingkungan yang telah menjadi ancaman bagi ekosistem dan manusia. Karena dalam limbah minyak terdapat molekul organik berbentuk aliphatik dan aromatik yang yang dikenal sebagai hidrokarbon minyak bumi atau Total Petroleum Hidrokarbon (TPH). Kontaminasi TPH di lingkungan menjadi perhatian lebih karena senyawa ini merupakan kontaminan yang dapat tersebar luas dan ada yang bersifat racun, mutagenic, dan bahkan karsinogenik.

Baca Juga

Melihat problematika ini, keduanya pun menawarkan teknologi bioremediasi sebagai solusi atas permasalahan tersebut. Bioremediasi merupakan suatu proses pemulihan (remediasi) lahan yang tercemar limbah organik maupun limbah anorganik dengan memanfaatkan organisme. Teknologi bioremediasi ini menggunakan mikroba nonpatogenik yang terdiri atas bakteri Pseudomonas sp Bacillus sp, Azetobacter sp. 

"Bakteri tersebut bertindak sebagai agen pendegradasi senyawa hidrokarbon dengan kemampuan metabolisme enzimnya yang dapat bertindak sebagai biokatalisator sehingga dapat diaplikasikan untuk pemulihan lahan yang tercemar limbah minyak bumi. Bioremediasi ini dinilai relatif lebih murah, efektif, dan ramah lingkungan dibandingkan dengan teknologi remediasi minyak bumi lainnya," kata Edwan dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Jumat (5/7).