Rabu 10 Jul 2019 05:21 WIB

Menristekdikti: UTBK SBMPTN 2019 Sistem Terbaik

Menristekdikti menyatakan tak ada kecurangan menggunakan joki dan kasus mencontek.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ratna Puspita
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat konferensi pers hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Jakarta Pusat, Selasa (9/7).
Foto: Fakhri Hermansyah
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir saat konferensi pers hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Jakarta Pusat, Selasa (9/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengklaim seleksi bersama masuk perguruan tinggi negeri (SBMPTN) 2019 yang menggunakan ujian tulis berbasis komputer (UTBK) merupakan sistem terbaik. Sebab, ia menyatakan, tak ada kecurangan pada pelaksanaannya.

"Dari pengalaman saya lima tahun menjadi menteri, UTBK adalah jalur seleksi yang terbaik," katanya saat ditemui usai konferensi pers pengumuman SBMPTN 2019, di Kemenristekdikti, di Jakarta, Selasa (9/7).

Baca Juga

Pada SBMPTN sebelumnya, ia mengatakan, selalu ada kasus perjokian dan peserta menyontek. "Tetapi sekarang sudah tidak ada lagi karena dengan UTBK, peserta tidak memiliki kesempatan bertanya pada yang lain dan mereka membuka komputernya sendiri sehingga tidak ada informasi dari yang lain," ujar dia. 

Selain sistem berbasis komputer atau tidak ada soal yang dicetak, ia mengatakan, variasi soal yang mencapai puluhan jenis juga menekan kecurangan. Kelebihan lain ujian tertulis berbasis komputer, ia menyebutkan, yakni  mengurangi kemacetan di kampus-kampus sebagai tempat penyelenggaraan UTBK karena pelaksanaan tes dibagi sebanyak 20 sesi.

photo
Peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). (ANTARA)

Nasir juga menyatakan UTBK menjadi terobosan baru karena peserta yang diterima di SBMPTN 2019 tidak hanya dari sekolah terbaik, melainkan merata dari semua sekolah. Menurut dia hal tersebut lantaran SBMPTN tahun ini juga menilai berdasarkan potensi, bukan hanya nilai.

Penilaian tersebut mulai dari tes potensi skolastik (TPS) hingga tes potensi akademik (TPA). Dengan model soal seperti ini, ia mengatakan peserta bisa memilih perguruan tinggi negeri (PTN) sesuai dengan hasil UTBK tersebut.

Ia juga berpendapat sistem ini bisa membuat peserta lebih rasional dan berpikiran lebih terbuka. Sebab, ia mengatakan, peserta bisa ikut UTBK sebanyak dua kali.

Ia menyebut jika peserta mengikuti dua kali UTBK maka sistem akan otomatis menggunakan hasil UTBK 2019 yang terbaik untuk ikut seleksi SBMPTN 2019. "Mudah-mudahan ini bisa terus berjalan dan diperbaiki," ujarnya.

photo
Prof Dr Ir Kadarsah Suryadi (Republika)

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Kadarsah Suryadi menyambut baik penyelenggaraan seleksi dengan sistem ujian tertulis berbasis komputer. "Alhamdulilah teman-teman rektor merasa senang dengan sistem yang baru ini karena bisa diterapkan bertahap sampai 20 kali,"  ujarnya.

Data Kemenristekdikti menyebutkan tahun ini, jumlah peserta yang dinyatakan lulus seleksi ujian tulis berbasis komputer (UTBK) untuk SBMPTN 2019 sebanyak 168.742 peserta. Mereka yang dinyatakan lulus tersebut merupakan hasil seleksi dari pendaftar SBMPTN 2019 sebanyak 714.652 peserta.

Rinciannya, kelompok ujian saintek dengan total pendaftarnya 360.329 dan yang diterima 84.444, persentasenya 23,44 persen. Kelompok ujian soshum 345.896 pendaftar dan yang diterima 82.394 atau dengan persentase 23,82 persen.

Kemudian, pendaftar kelompok ujian saintek maupun soshum sebanyak 8.427 dan yang diterima 1.904 atau hanya 22,59 persen. Total pendaftar semua kelompok ujian itu adalah 714.652 dan yang diterima 168.742 atau 23,61 persen.

Peserta SBMPTN 2019 diterima di 85 perguruan tinggi negeri (PTN) se-Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement