REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengingatkan, menekan potensi radikalisme pada kalangan masyarakat terdidik merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Kaum terdidik harus diproteksi agar tidak melenceng dari ideologi Pancasila.
"Sekarang ini potensi radikalisme di kalangan masyarakat terdidik dalam kajian lembaga survei menyebutkan sudah sampai pada tahap-tahap yang membahayakan," kata Tjahjo Kumolo pada Rapat Kerja Nasional Pembinaan Wawasan Kebangsaan dan Ketahanan Nasional di Jakarta, Selasa (16/7).
Potensi radikalisme tersebut juga merambah kalangan muda, kota besar dan perguruan tinggi yang notabene merupakan lingkungan kaum terdidik. "Sekarang Pak Menristek Dikti sudah mulai gencar membersihkan ini," kata dia.
Menjaga kaum terdidik agar tidak melenceng dari ideologi Pancasila tidak cukup hanya memproteksi lembaga pendidikan saja. Namun, juga harus diselesaikan dari tingkat terbawah, yaitu menjaga masyarakat dalam lingkungan pemukimannya dari serangan ideologi radikal.
"Bahwa sinergitas ini penting, TNI dan Polri punya personel yang bisa menjaga masyarakat sampai tingkat terbawah, seperti babinsa, dan saya mohon inisiatif pemerintah daerah menganggarkan lewat APBD, sebab anggaran TNI itu kecil," ujarnya.
Mendagri juga mengingatkan TNI dan Polri agar juga memiliki wawasan kebangsaan dan ideologi Pancasila secara utuh. Sehingga, bisa menularkannya ke masyarakat secara komprehensif.