REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir meminta seluruh jajaran perguruan tinggi, khususnya perguruan tinggi negeri, agar menghasilkan lulusan sarjana dan diploma yang berkompetensi. Selain itu, lulusan perguruan tinggi harus sesuai dengan kebutuhan industri.
"Hal tersebut sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia. Jadi perguruan tinggi tidak lagi boleh meluluskan yang tidak sesuai kebutuhan industri," katanya usai menghadiri Rapat Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) di Universitas Stikubank Semarang, Senin (22/7).
Menristekdikti menyebutkan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia di kalangan lulusan perguruan tinggi tersebut akan dilakukan pihaknya secara masif agar hasilnya bisa optimal. Menurut dia, sertifikasi kompetensi itu diperlukan untuk menjawab tantangan akibat transformasi digital yang telah mengubah struktur pasar kerja.
Selain itu, kebijakan keharusan lulusan sarjana dan diploma memiliki sertifikat kompetensi itu untuk mengurangi angka pengangguran terbuka dari kalangan perguruan tinggi. "Maka sarjana-sarjana dan diploma-diploma harus mendapat sertifikat kompetensi, ini kita lakukan secara masif," ujarnya.
Menristekdikti juga menyampaikan Kemenristekdikti akan melakukan revitalisasi pendidikan tinggi, yaitu melalui pendidikan vokasi. Dengan demikian setelah lulus, tidak hanya cukup mendapatkan ijazah, tapi harus memperoleh sertifikat kompetensi pada bidangnya, khususnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Selain itu, lulusan perguruan tinggi harus mampu bersaingi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitarnya," katanya.