REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Kehormatan Forum Rektor Indonesia (FRI), Asep Saefuddin mengatakan kampus harus mendorong mahasiswa memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan kebaikan. Hal ini perlu dilakukan di samping mengatur regulasi terkait penggunaan media sosial.
"Saya pikir itu harus ditekankan kepada mahasiswa. Manfaatkan medsos untuk kebaikan, proses pembelajaran dan penyebaran informasi yang bermanfaat. Bukan untuk menyebarkan atau bahkan membuat hoaks," kata Asep pada Republika.co.id, Rabu (31/7).
Ia mengatakan, lembaga pengetahuan tinggi memang harus menjadi garda ketahanan nasional yang menjaga ideologi Pancasila. Kampus juga harus bisa memberikan pemahaman kepada mahasiswa terkait pengertian Pancasila secara utuh.
Saat ini, lanjut dia, informasi yang beredar di media sosial sangat cepat dan masif. Asep mengatakan, mahasiswa tentunya harus mampu memanfaatkan media sosial untuk penyebaran kebaikan-kebaikan.
"Silakan saja kampus membuat regulasi bagaimana penggunaan medsos, tetapi yang lebih penting adalah penyadaran akan manfaat medsos dan mudharat-nya. Segi manfaat harus didorong, adapun segi mudharat harus dijauhi," kata dia.
Lebih lanjut, kata dia, kampus sewajarnya menjadi tempat berpikir otonom para cendekiawan dan calon cendekiawan. Kampus harus dijauhkan dari pengkaderan aliran-aliran tertentu yang keluar dari koridor Pancasila.
Kampus, kata Asep, juga tidak boleh dijadikan tempat pelatihan kader partai. "Warga kampus harus bebas dari intervensi partai apapun. Apalagi ideologi kenegaraan yang berbeda dari kesepakatan para pendiri negara," kata dia.