REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 1.078 calon sarjana Universitas Islam Bandung (Unisba) mengikuti Seminar Penelitian Sivitas Akademika (SPeSIA) 2019 Gelombang II, Rabu (14/8). Menurut Ketua Panitia SPeSIA Unisba, Dadi Ahmadi, tahun ini tema yang diangkat adalah "Urgensi Penelitian yang Berintegrasi bagi Generasi Milenial".
"Kegiatan ini, menjadi syarat bagi mahasiswa Unisba yang telah menempuh sidang skripsi dan dinyatakan lulus," ujar Dadi kepada wartawan, Kamis (15/8).
Menurut Dadi, semua mahasiswa Unisba harus mengikuti SPeSIA ini untuk memperoleh gelar sarjana. Karena, mereka harus mempresentasikan hasil penelitian atau skripsi dan memasukannya ke dalam proceeding online.
"Jika dijumlahkan secara keseluruhan maka SPeSIA ini telah mempublikasikan sebanyak 8.248 artikel yang telah dionline kan selama lima tahun," katanya.
Tujuan digelarnya seminar ini, kata dia, untuk mensosialisasikan dan pertukaran informasi yang berkaitan dengan hasil penelitian Unisba. Agar, bisa meningkatkan mutu peserta didik diperguruan tinggi. Sehingga, saat terjun di masyarakat mereka bisa memiliki kemampuan akademik.
Selain itu, kata dia, Unisba berharap akan terbangun suasana akademik dan softskill melalui peningkatan kontribusi penelitian, pendidikan dan penerapan sains. "SPeSIA pun bisa menghilangkan plagiat dikalangan mahasiswa," katanya.
Dadi mengatakan, SPeSIA ini pun merupakan salah satu upaya dari Unisba untuk menggenjot mempublikasikan hasil penelitian. Hasilnya, Unisba bisa mendapatkan posisi ke 57 dari 4.446 perguruan tinggi yang ada di Indonesia versi Sinta (Ristekdikti) per tanggal 14 Agustus 2018. Yakni, dengan perolehan score 1,670. Jumlah dosen yang diverifikasi sebanyak 428 orang yang menghasilkan dokumen scopus sebanyak 139, sitasi scopus 328. Sedangkan dokumen scholar sebanyak 8,373 dengan yang tersitasi 15,222.
"Kami berharap, capaian ini bisa menjadikan integritad akademik Unisba dalam mempertahankan akreditasi A versi BAN PT," katanya.