REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia melakukan penguatan kebangsaan pelajar dari sejumlah SMA. Kegiatan yang merupakan bagian dari pengabdian masyarakat ini, digelar dalam menghadapi era masyarakat 5.0
Ketua Program Studi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, Muhamad Syauqillah, mengatakan beberapa lembaga survei menyatakan para remaja seringkali sasaran empuk kelompok radikal, tak jarang remaja ditangkap karena penyebaran kebencian yang berujung pada kegaduhan di media sosial. “Padahal sesungguhnya remaja memiliki potensi untuk membangun masa depan bangsa dan negara,” kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id, di Jakarta, Jumat (23/8).
Dia menjelaskan, remaja tidak bisa lagi menghindar dari perkembangan zaman. Tantangan remaja saat ini adalah bagaimana menyikapi media sosial, yang seringkali disalahgunakan untuk menyebarkan berita hoaks.
Padahal pada dasarnya, kata dia, peran remaja dibutuhkan sehingga remaja tidak menjadi pihak yang justru menjadi penyebar berita hoaks.
Dalam konteks kasus ricuh Papua misalnya, kata Syauqillah, salah satu faktor penyebabnya adalah beredarnya berita hoak yang disebarkan oknum tak bertanggungjawab. “Akibat penyebaran hoaks tersebut, aktibitas ekonomi lumpuh, yang terkena dampak adalah masyarakat umum,” tutur dia.
Dalam materinya, pakar pendidikan Universitas Negeri Jakarta, Prof Arief Rachman menekankan perlunya 13 watak yang perlu dikembangkan dalam menyongsong masyarakat 5.0 antara lain bertakwa, fleksibel, keterbukaan, ketegasan, toleransi, berencana, disiplin, mandiri, berani ambil risiko, setia kawan, sportif, integritas, dan orientasi masa depan.
Sementara itu, pemateri dari Wahid Foundation, Aprida Sondang menyarankan kepada pelajar SMU agar membiasakan untuk berkomunikasi lintas budaya dan agama, karena dengan begitu akan memberikan pengalaman bagaimana berempati karena perbedaan.
Kegiatan yang bertajuk “Tantangan Remaja Unggul Menghadapi Era Masyarakat 5.0” melibatkan 80 orang pelajar dari sejumlah SMA antara lain: SMA 68, SMA Penabur, SMA Muhammadiyah, SMA Pangudi Luhur, SMA Narada, SMA Labschool, SMA 8, SMA 79, SMK Maarif, dan SMA Triguna. Hadir sebagai narasumber selain dua pemateri di atas yaitu Prof Roy Darmawan (UI) dan Dr Eko Meinarno (UI)