REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Budi Djatmiko mengatakan datangnya rektor asing juga bisa dipandang positif. Salah satunya adalah peluang lebih besar universitas untuk bertukar ilmu dan transaksi informasi dengan negara lain.
Ia mengatakan, dengan datangnya rektor asing diharapkan bisa meningkatkan karya ilmiah bagi dosen dan mahasiswa Indonesia. Oleh sebab itu, kolaborasi negara-negara dalam pendidikan tinggi harus benar-benar dimanfaatkan.
"Tentu akan ada kolaborasi antar dua negara, juga bisa menaikan karya-karya ilmiah bagi dosen dan mahasiswa Indonesia jika kolaborasinya dimanfaatkan lebih baik," kata Budi, Rabu (28/8).
Meskipun demikian, menurut dia hadirnya rektor asing ini perlu berhati-hati. Pengawasan diperlukan agar tujuan yang telah ditetapkan terkait adanya rektor asing di masa depan dapat tercapai.
Rektor asing, kata dia, juga bisa menambah unsur berkompetisi dengan rektor lokal. Dengan demikian diharapkan cita-cita meningkatkan kualitas pendidikan tinggi bisa tercapai. "Mereka para rektor dan dosen lokal akan lebih terpacu untuk melakukan berbagai hal agar jauh lebih baik," kata Budi.
Di beberapa negara lain, rektor asing bukanlah hal yang aneh. "Jika menilik latar belakang negara-negara maju, mereka sangat konsen mengembangkan sumber daya manusia, karena SDM yang berkualitas akan menghasilkan peradaban yang baik juga," kata dia.