Rabu 28 Aug 2019 18:19 WIB

Rektor Asing Bisa Pacu Kompetisi

Kolaborasi negara-negara dalam pendidikan tinggi harus benar-benar dimanfaatkan.

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Andi Nur Aminah
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (tengah) berfoto dengan Rektor asing asal Korea Selatan, Jang Youn Cho (kanan) disela-sela acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) 2019 di Sanur, Denpasar, Bali, Senin (26/8/2019).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir (tengah) berfoto dengan Rektor asing asal Korea Selatan, Jang Youn Cho (kanan) disela-sela acara Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) 2019 di Sanur, Denpasar, Bali, Senin (26/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) Budi Djatmiko mengatakan datangnya rektor asing juga bisa dipandang positif. Salah satunya adalah peluang lebih besar universitas untuk bertukar ilmu dan transaksi informasi dengan negara lain.

Ia mengatakan, dengan datangnya rektor asing diharapkan bisa meningkatkan karya ilmiah bagi dosen dan mahasiswa Indonesia. Oleh sebab itu, kolaborasi negara-negara dalam pendidikan tinggi harus benar-benar dimanfaatkan.

Baca Juga

"Tentu akan ada kolaborasi antar dua negara, juga bisa menaikan karya-karya ilmiah bagi dosen dan mahasiswa Indonesia jika kolaborasinya dimanfaatkan lebih baik," kata Budi, Rabu (28/8).

Meskipun demikian, menurut dia hadirnya rektor asing ini perlu berhati-hati. Pengawasan diperlukan agar tujuan yang telah ditetapkan terkait adanya rektor asing di masa depan dapat tercapai.

Rektor asing, kata dia, juga bisa menambah unsur berkompetisi dengan rektor lokal. Dengan demikian diharapkan cita-cita meningkatkan kualitas pendidikan tinggi bisa tercapai. "Mereka para rektor dan dosen lokal akan lebih terpacu untuk melakukan berbagai hal agar jauh lebih baik," kata Budi.

Di beberapa negara lain, rektor asing bukanlah hal yang aneh. "Jika menilik latar belakang negara-negara maju, mereka sangat konsen mengembangkan sumber daya manusia, karena SDM yang berkualitas akan menghasilkan peradaban yang baik juga," kata dia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement