Selasa 10 Sep 2019 09:23 WIB

Unpam-Malaysia Antisipasi Revolusi Industri dan Teknologi

Perubahan teknologi dan ilmu pengetahuan harus disikapi bijak.

Seminar Internasional
Foto: Dok istimewa
Seminar Internasional

REPUBLIKA.CO.ID, PAMULANG— Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) menjadi kunci utama dalam menghadapi revolusi Industri 4.0. Generasi muda tak terkecuali mahasiswa dituntut melek teknologi agar bisa masuk di dunia kerja.

Hal tersebut disampaikan sebagai kesimpulan dalam Seminar Internasional yang digelar Universitas Pamulang (Unpam) bekerjasama dengan Pemerintah Malaysia bertajuk "Laveraging 4IR ini TVET Ecosystem" di Serpong, Tangerang, Senin (9/9).  

Baca Juga

Rektor Unpam, Dayat Hidayat, mengatakan kegiatan ini merupakan bagian dari upaya membuka wawasan mahasiswa tentang perkembangan iptek dan aplikasinya dalam dunia kerja di kancah global. “Dengan harapan besar tentunya mereka  mendapatkan ilmu yang terbarukan,” kata dia dalam keterangannya kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (10/9).     

Meski menekankan pentingnya penguasaan iptek, namun Dayat mengingatkan bahwa iptek tak bisa berdiri sendiri tanpa ditopang dengan kekuatan spiritualitas berbasis agama. Dalam kesempatan tersebut, dia memaparkan teorinya ihwal ‘manajemen langit’.   

Dia menjelaskan singkat bagaimana manajemen langit tersebut dibangun. Yaitu bahwa perubahan iptek yang luar biasa tetap harus dibalut dengan nilai humanis dan religius. Dia menyayangkan kecenderungan terkelupasnya iptek dari kedua aspek itu. 

“Akademik harus perbaduan antara dua itu, jangan dtinggalkan, kecerdasan sehebat apapun jika tinggalkan nilai ketuhanan, tidak bernilai,” tutur dia. 

Lebih lanjut, dia mengatakan penguasaan Iptek menjadi hal mutlak pula di kampus yang dia pimpin. Meski dikenal dengan kampus berbiaya murah, namun pihaknya tetap memberikan fasilitas prima, bahkan diupayakan ekstraprima. Jumlah mahasiswa yang mencapai 85 ribu tetap diimbangi dengan kualitas dosen yang mumpuni. “Kita sekolahlan lagi ribuan dosen dari total 2.100 dosen yang kami punya,” kata dia. 

Di antara penguatan Iptek di Unpam, kata dia, pihaknya melakukan kolaborasi dengan berbagai instansi. Termasuk membuka peluang untuk mahasiswanya agar bisa masuk ke dunia kerja. “Bahkan hampir 85 persen mahasiswa kami sudah aktif bekerja,” kata dia.   

Direktur Umum Perencanaan Kementerian Pendidikan Malaysia, Mohammad Naim Yaakub, mengatakan dunia tak bisa terlepas dari teknologi. Khusus untuk negara berkembang seperti Indonesi dan Malaysia, pola penguasaan teknologi masih sebatas adopsi teknologi (technology adoption). 

photo
Pembukaan seminar oleh Kepala LLDIKTI Regional 4 Jawa Barat dan Banten, Prof Uman Suherman, membuka Seminar Internasional bertajuk "Laveraging 4IR ini TVET Ecosystem" di Serpong, Tangerang, Senin (9/9).

Bagi institusi pendidikan, fokus pada bagaimana menggunakan teknologi untuk pembelajaran untuk menjelaskan. Contohnya robotik dan penggunaan programming. “Kita tidak bisa lari dari kolaborasi industri, harus seiring,” kata dia. 

Dalam kesempatan tersebut, dia mengapresiasi Unpam yang sukses menggelar seminar internasional dengan dihadiri ratusan peserta. Hal ini berbeda dengan pelaksanaan kegiatan yang sama di negara lain seperti di Thailand dan Vietnam yang tak seramai di Unpam. 

Dia mengatakan, pihaknya mengaku bisa bertukar pengalaman dengan Unpam, salah satunya di bidang kewirausahaan. Unpam melibatkan pengusaha dan pelaku industri langsung sebagai pemateri kuliah. “Hal ini tidak berlaku di Malaysia dan ini sangat memberikan manfaat kepada kedua belah pihak,” kata dia sembari berharap kerjasama kedepan akan semakin erat.         

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement