REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO - Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mengirim tiga tim untuk berlaga dalam Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) 2019. Kompetisi ini diselenggarakan Kementrian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi (Kemenristekdikti) di Malang, Jawa Timur, pada 24–28 September 2019.
Peluncuran tiga mobil yang akan berlaga di KMHE 2019 tersebut dilakukan di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (16/9). Tiga tim dari UMS yang akan mengikuti KMHE 2019 yakni, Tim Bayu Surya UMS dengan mobil Bayu Surya Proto UM 0.0, tim urban listrik dengan mobil ECRC EUV-15 Trisula, serta tim prototype dengan mobil ECRC Ababil Evo II.
Ketua tim Bayu Surya, Bejo Aji Agus Saputro, mengatakan, aspek yang dinilai dalam KMHE 2019 berupa efisiensi bahan bakar. Peserta harus membuat mobil seirit mungkin untuk menempuh jarak 10 kilometer dengan waktu 25 menit.
"Target Tim Bayu Surya kami ingin memaksimalkan kinerja mesin dengan target 300 kilometer per liter. Tes kemarin sudah tercapai 200 kilometer per liter," ucap Bejo kepada wartawan di sela-sela acara peluncuran tersebut.
Proses merangkai mesin mobil Bayu Surya UM 0.0 tersebut, Bejo dan tim mengambil mesin sepeda motor Mio J kemudian dirakit dan modifikasi bagian transmisi dan mesin. Waktu perakitan sekitar enam bulan mulai desain sampai perancangan.
Menurutnya, saingan terberat dalam KMHE 2019 tim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Indonesia, serta Universitas Gunadarma.
Ketua tim urban listrik mobil ECRC EUV-15 Trisula, Ibnu Shokhibul Khak mengatakan, timnya mengikuti KMHE kelas urban dimana kendaraan yang dibangun mendekati kendaraan sesungguhnya seperti di jalanan. Di antaranya jumlah roda ada empat.
Suplai energi menggunakan baterai lithium ion. Bagian chasis menggunakan aluminium aloy yakni campuran aluminium dan besi yang memiliki keunggulan kuat dan ringan. Bahan body menggunakan fiber carbon yang dicetak dari stereofoam. Berat mobil tersebut tidak sampai 200 kilogram. Mobil urban tersebut menggunakan motor listrik dengan kapasitas 1.000 watt dan tegangan kerja 48 volt, serta transmisi garis tunggal.
Dalam lomba tersebut penilaian dari sisi efisiensi kendaraan. Ibnu mengaku timnya merupakan pendatang baru di kontes mobil hemat energi kelas urban. Timnya akan bersaing dengan belasan perguruan tinggi negeri dan tiga perguruan tinggi swasta. "Target kami finish dengan masuk 10 besar. Untuk sampai 1 kilowatt kami belum coba. Tapi kami sudah test drive jaraknya baru 10 kilometer dengan waktu tempuh 25 menit," kata Ibnu.
Ketua tim prototype dengan mobil ECRC Ababil Evo II, Agus Arif Setiyono, mengatakan, timnya sudah pernah mengikuti KMHE 2017 di ITS Surabaya. Timnya juga pernah mengikuti lomba di Jepang pada 2018. "Target kami masuk tujuh besar dengan konsumsi biaya 250 kilometer per Kwh," kata Agus.