REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Rumah Sakit Universitas Islam Indonesia (RS UII) berencana untuk menerapkan konsep syariah. Namun, hal itu masih dalam pembahasan.
Direktur Utama RS UII, Widodo Wirawan mengatakan, saat ini pihaknya masih fokus untuk mendapat akreditasi dari Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Terlebih, grand opening baru akan dilakukan pada 24 September nanti. Masih banyak program dan persiapan lain yang lebih diutamakan.
"Memang dalam pembicaraan dengan (Yayasan) Badan Wakaf (UII), kita ada arah kesana. Tapi kapannya belum ada kepastian sampai kita melihat nanti perkembangan lebih lanjut," kata Widodo di RS UII, Bantul, Selasa (17/9).
Widodo menjelaskan, konsep syariah memang telah menjadi tren pasar saat ini. Bahkan, pemerintah pun menggencarkan untuk menerapkan konsep halal baik dari pariwisata hingga kuliner halal.
"Intinya, apapun itu yang berbau untuk merespon pasar, pastinya akan kami lakukan," ujarnya.
Saat ini, RS UII mengusung konsep rahmatan lil alamin atau memberikan kasih sayang untuk semua. Berdasarkan konsep ini, RS UII berkomitmen untuk memberikan layanan terbaik tanpa adanya diskriminasi.
"Kita melayani agar bermanfaat sebesar-besarnya, kita layani semua secara infklusif, tanpa diskriminasi di semua masyarakat," ujar Widodo.
Ketua Bidang Pengembangan Bisnis Yayasan Badan Wakaf UII, Muqodim mengatakan, dalam menjalankan sebuah RS, tentu disesuaikan dengan nilai-nilai yang telah ditetapkan. Yayasan Badan Wakaf UII sebagai pihak yang membangun RS UII ini, memiliki nilai-nilai yang Islami dan Indonesiawi.
"Kita tidak kepas dari visi misi yayasan. Islamnya ya Islam yang juga kenal dengan budaya. Islam yang berkebangsaan," ujarnya.
Termasuk dalam penerapan syariah, tentunya juga menjadi hal yang akan diterapkan. RS yang berada di bawah Yayasan Badan Wakaf UII yang saat ini tengah berproses mendapatkan akreditasi untuk konsep syariah yakni RS Jogja International Hospital (JIH).
"Syariah kita tidak mementingkan label, tapi substansinya. Dan kita memang arah menuju kesana," ujar Muqodim.