REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Dosen Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Joko Triyono bersama tim berhasil menemukan bone graft atau materi pengganti tulang rusak lokal yang terbuat dari tulang sapi.
"Saya dan tim mengembangkan bone graft yang terbuat dari bahan xenograft atau dari tulang sapi. Untuk tulang sapi ini diambil dari Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jagalan, Solo," katanya di Solo, Jawa Tengah, Senin (7/10).
Ia mengatakan untuk cara membuatnya dengan memilih bahan berupa tulang sapi yang masih segar. Selanjutnya, tulang tersebut melewati proses demineralisasi dan deproteinisasi, yaitu proses menghilangkan kandungan mineral dan protein.
"Ini dilakukan dengan cara tulang dijemur matahari kemudian direbus dengan air mendidih sebanyak tiga kali. Kemudian tulang dipotong menjadi bagian kecil-kecil dengan ukuran 10x10x10 mm," katanya.
Selanjutnya, tulang yang sudah dipotong kecil-kecil ini dipanaskan pada oven dengan suhu 1.200 derajat Celsius dan ditahan selama dua jam serta dilakukan proses sterilisasi bahan. Ia mengatakan dipilihnya tulang sapi karena ingin memanfaafkan produk lokal.
"Saya melihat tulang sapi ini belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga kami berusaha memaksimalkannya. Tentunya harga bahan bakunya juga murah," katanya.
Ia mengatakan selama ini dokter di Indonesia biasa menggunakan bone graft impor, seperti Bio-oss dan Bongros dari Korea. "Harga produk impor ini sangat mahal yaitu Rp 1,7 juta/5 cc dan produk ini sudah masuk e-catalog.lkpp.go.id. Sedangkan kalau kita pakai Semar bone graft ini harganya jauh lebih murah yaitu Rp 400 ribu/10 cc," katanya.
Ia mengatakan hasil temuan tersebut sudah diujicoba pada tikus putih kerja sama dengan Fakultas Peternakan UGM. Hasilnya, tidak ada peradangan, tidak ada infeksi, serta ada tulang yang tumbuh.