REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peneliti IPB University, University of Putra Malaysia, Singapore University of Social Sciences dan University Ghent, Belgia dan Prague University membahas perkembangan sumberdaya manusia ke depan di sektor pertanian. Diskusi dikemas dalam Internasional Conference on Human Ecology 2019, ‘Human Capital and Agri Maritime Innovation Development in the Global Era’ di Kampus Dramaga, (7- 8/10).
Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Kemahasiswaan IPB University, Dr Ir Drajat Martianto jelaskan langkah-langkah IPB University dalam merespons era industri 4.0. Menurut Dr Drajat, ada empat strategi yakni sistem pendidikan 4.0 dengan meninjau kembali kurikulum, menyiapkan kurikulum adaptif, mengembangkan program dan profesi studi baru. “Selain itu kapasitas membangun staf akademik dan mengembangkan pembelajaran virtual membeberkan beberapa inovasi berbasis industri 4.0 yang sudah mulai diaplikasikan di berbagai sektor pertanian,” papar Dr Drajat dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Kamis (10/10).
Dekan Fakultas Ekologi Manusia IPB University, Prof Ujang Sumarwan menyampaikan Fakultas Ekologi Manusia IPB University memiliki mandat untuk mengembangkan pengetahuan tentang komunitas, keamanan, pendidikan anak-anak, pendidikan konsumen, nutrisi, kebijakan pangan, keluarga komunikasi dan pengembangan masyarakat.
"Manusia dalam konteks perubahan sosio ekosistem teknologi dan budaya adalah perhatian utama, mengingat tidak terbatasnya kebutuhan masyarakat serta kelangkaan sumber daya alam,” kata Prof Ujang.
Lebih lanjut Prof Ujang mengatakan, cara ini untuk menghimpun pemikiran bagaimana Indonesia menghadapi perkembangan pertanian ke depan. Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas. “Melalui acara ini maka akan menghimpun pemikiran para ahli kontribusi dan perkembangan sumberdaya manusia di aspek agromaritim. Di acara ini kita bisa sharing informasi hasil-hasil penelitian yang dapat berkontribusi penting bagi pengembangan sumberdaya manusia. Selain itu acara ini juga merupakan bagian upaya untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs). Diperlukan komitmen multisektor, mulai dari individu, pemerintah dan komunitas,” paparnya.
Beberapa aspek dibahas di konferensi termasuk pengembangan sumber daya manusia, pangan, gizi, politik ekologi penyuluhan, layanan konsultasi, gender, komunikasi, dan pengembangan ekonomi masyarakat. Diharapkan melalui acara ini akan ada penyebarluaskan hasil penelitian oleh pihak-pihak terkait dengan isu-isu dalam sistem terkait untuk mengembangkan berbagai pengetahuan dan pengalaman untuk kontribusi yang lebih baik, memberikan manfaat bagi masyarakat luas dalam perspektif keberlanjutan, menyediakan ruang bagi para pemangku kepentingan, menjaring masukan untuk berbagai inovasi yang menginspirasi.
Pentingnya menggenjot pemberdayaan sumberdaya manusia disampaikan pula oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembagan SDM Pertanian, Kementerian Pertanian RI, Prof Dr Dedi Nursyamsi. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa Presiden RI, Jokowi menggenjot pemberdayaaan sumber daya manusia (SDM). “Pengembangan SDM menjadi key point untuk peningkatan produktivitas di semua sektor termasuk sektor pertanian, memegang peran sangat besar dalam meningkatkan segi produktivitas, bertekad menuju Indonesia sebagai lumbung pangan dunia 2045,” kata Prof Dedi.
Prof Dedi mengakui terkait sumberdaya manusia, IPB University luar biasa, banyak berkontribusi dalam pengembangan sumberdaya manusia bermula dari alumni IPB University. “Selain itu saat ini pemerintah juga fokus pada pendidikan vokasi, pendidikan terapan, sehingga akan menghasilkan alumni yang siap pakai dan bisa mempunyai perusahaan sendiri serta berjiwa wirausaha. Selain menyediakan pekerjaan sendiri juga akan menarik tenaga kerja,” papar Prof Dedi.