REPUBLIKA.CO.ID,BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) mendeklarasikan komitmen kebangsaan untuk menyikapi perkembangan situasi tanah air dan perkembangan yang terjadi di internal IPB. Rektor IPB, Dr Arif Satria bersama Ketua Majelis Wali Amanat (MWA), Ketua Senat Akademik (SA), Ketua Dewan Guru Besar (DGB), Ketua Himpunan Alumni IPB dan Presiden Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (KM) IPB menandatangani Deklarasi Komitmen Kebangsaan di hadapan ribuan mahasiwa dan civitas akademika IPB University.
Deklarasi tersebut juga disampaikan bertepatan dengan berlangsungnya acara Bincang Seru Mahfud bertajuk "Inspirasi, Kreasi dan Pancasila" yang dihadiri oleh Prof Mahfud MD di Grha Widya Wisuda Kampus (GWW) IPB Dramaga Bogor, Senin (14/10). Berikut lima komitmen kebangsaan IPB University yang yang dibacakan langsung oleh Rektor IPB University, Dr Arif Satria.
Pertama, IPB bertekad untuk terus menjaga jati dirinya sebagai rumah kebhinekaan bagi setiap insan akademik yang bernaung di bawah IPB.
Kedua, IPB tidak memberikan ruang sedikit pun untuk berkembangnya paham, pemikiran dan aliran terlarang, serta radikalisme yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang dapat mengancam tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ketiga, menyerukan kepada seluruh sivitas akademika dan tenaga kependidikan IPB untuk fokus pada pengembangan kegiatan tridharma dan menghasilkan karya-karya inovatif untuk kejayaan bangsa dan negara.
Keempat, menyerukan kepada seluruh sivitas akademika, tenaga kependidikan dan alumni IPB agar bersatu padu dan terus memupuk kebersamaan dan memberikan sumbangsih bagi kejayaan bangsa Indonesia melalui bidang kerja yang ditekuni.
Kelima, menegakkan peraturan perundangan yang berlaku dan peraturan-peraturan di IPB bagi sivitas akademika dan tenaga kependidkan secara konsisten, serta memberikan sanksi yang tegas sesuai ketentuan yang berlaku kepada siapa pun yang melakukan pelanggaran.
Arif menegaskan, sejak berdiri, IPB telah menjadi rumah kebhinekaan bagi semua. "Yang saling hormat menghormati tanpa membedakan suku, ras, agama, dan latar belakang sosial," kata Arif membacakan teks deklarasi.