Jumat 25 Oct 2019 01:17 WIB

Mahasiswa UNS Petakan Potensi Wisata Lewat Aplikasi PetaKita

Peta untuk pariwisata Tawangmangu masih kurang detail

Rep: Binti Sholikah/ Red: Esthi Maharani
Gedung kantor pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.
Foto: Republika/Binti sholikah
Gedung kantor pusat Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO – Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo dari Program Studi (Prodi) Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Fakultas Teknik (FT) berhasil meraih juara 1 dalam kompetisi 2nd Geoinnovation Bootcamp yang digelar oleh Badan Informasi Geospasial (BIG) di Saung Dolken Resort, Bogor pada 15-17 Oktober 2019.

Tim mahasiswa FT UNS tersebut terdiri dari, Rahman Hilmy Nugroho, Alif Riyanto, Hanum Zanuba dan Sabila Khadijah. Mereka berhasil meraih gelar juara 1 melalui esai yang berjudul "Pemanfaatan PetaKita untuk Pembuatan Peta Sarana dan Prasarana di Kelurahan Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar".

Rahman Hilmy mengatakan kurang dikenalnya objek wisata yang ada di Tawangmangu mendorong timnya untuk melakukan pemetaan ulang di kawasan tersebut. Selama ini, Tawangmangu dikenal sebagai objek wisata di lereng Gunung Lawu yang disertai sarana penunjang pariwisata.

"Namun, obyek wisata tersebut belum dikenalkan kepada masyarakat umum. Peta yang tersedia masih kurang detail sehingga menjadi urgensi untuk melakukan pemetaan kembali di Kelurahan Tawangmangu," kata Rahman Hilmy seperti tertulis dalam siaran pers, Kamis (24/10).

Dia menambahkan, hasil pemetaan yang dilakukan tersebut nantinya akan dijadikan prioritas pembangunan dalam pengelolaan daerah wisata. Selain itu, peta tersebut nantinya juga akan dipublikasikan sebagai media komunikasi visual terkait lokasi objek wisata dengan sarana dan prasarana penunjangnya.

Anggota tim lainnya, Sabila Khadijah mengatakan aplikasi yang telah dikembangkan oleh BIG tersebut ditujukan untuk melakukan pemetaan secara partisipatif. Diharapkan dengan pemetaan yang dilakukan tersebut dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam kepentingan dan dapat memenuhi target BIG dalam melakukan pemetaan terhadap wilayah desa dalam jangka waktu satu tahun.

"Kalau ke depannya ini tidak hanya peta desa saja tapi nanti bisa dikembangkan menjadi peta wisata, peta mitigasi, ataupun sekarang masyarakat juga bisa mulai membuat peta seperti itu berdasar tematik-tematik sendiri," imbuhnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement