REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Pencapaian akreditasi institusi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT), tidak membuat pimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati Bandung berpuas diri. Target berikutnya adalah masuk ke level Asia Tenggara.
“Sebagaimana ditegaskan Pak Rektor, bagi program studi yang telah terakreditasi A, harus siap ke akreditasi level Asia Tenggara. Sementara yang masih B harus re-akreditasi dalam satu dua tahun ini untuk meraih peringkat unggul, A,” tegas Wakil Rektor Akademik UIN Bandung Rosihon Anwar saat membuka acara dalam acara Sosialisasi Perangkat Akreditasi Program Studi dengan Sembilan Standar di Kampus UIN Bandung, Kamis (31/10).
Narasumber dalam kegiatan tersebut adalah Dr. Setiawan, M.Pd, dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, tim ahli BAN PT. Hadir dalam acara tersebut wakil dekan bidang akademik Fakultas, Kepala Pusat Pengembangan Standar Mutu, Kepala Pusat Audit dan Pengendalian Mutu serta para ketua program studi di lingkungan UIN Bandung baik di tingkat sarjana maupun pasca sarjana.
Menurut Rosihon, agenda tersebut sangat penting, karena berkaitan dengan penjaminan mutu lembaga. “Komitmen kita adalah terus meningkatkan mutu. Dari 45 program studi S-1, dan 15 di pascasarjana. 22 nya telah meraih A. percepatan luar biasa diperiode pertama kepemimpinan pak Rektor, Prof Mahmud. Bahkan ditargetkan agar dua tahun yang akan datang, ada sekitar 40 program studi kita meraih peringkat A, unggul,” katanya.
Meskipun kini telah ditetapkan sembilan standar, lanjut guru nesar ilmu tafsir Fakultas Ushuluddin tersebut, dengan potensi yang dimiliki, fasilitas, sumber daya manusia, kesiapan unit pelaksana teknis, diyakini UIN Bandung siap dan optimis dapat meraih hasil maksimal. “Ini jariah akademik, harus bekerja keras, meningkatkan mutu ke level lebih tinggi. Bagaimanapun hasil unggul itu akan memberikan dampak internal dan eksternal yang besar, khususnya kepada anak-anak kita, alumni,” tegasnya.
Di tempat sama, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Sunan Gunung Djati Bandung Ija Suntana mengingatkan, agar akreditasi tidak hanya sekedar hajatan, tapi merupakan budaya organisasi perguruan tinggi dalam upaya menjamin mutu.
“Akreditasi, baik itu di level program studi dan institusi harus menjadi tradisi, bukan kegiatan hajatan lima tahunan. Tidak harus membuat sibuk banyak pihak dalam waktu yang pendek, melainkan menjadi proses berkelanjutan, menjadi rutinitas sehingga rentang waktunya memadai,” tegasnya.
Hal yang paling penting lagi, lanjut dosen Fakultas Syariah dan Hukum tersebut, ada upaya pembenahan mutu proses dan hasil setelah melewati proses validasi kelengkapan dokumen . Peringkat baik, sangat baik dan unggul merupakan simbol penghargaan kinerja , yang di dalamnya terkandung makna kelayakan program studi menjalankan proses pendidikannya.
LPM terus bergerak mempersiapkan dan mendorong program studi dan fakultas untuk meraih target yang ditetapkan. Dimulai dari penyusunan standar mutu semua unit, audit internal per semester ke seluruh program studi dan berbagai unit, memberikan bimbingan dan sosialisasi serta yang lainnya. “Melaksanakan tugas dari pak Rektor, kami berusaha untuk memastikan target yang ditetapkan dapat dipenuhi, bahkan dilampaui,” katanya.