REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan BRIN akan berperan untuk mencegah terjadinya duplikasi riset. Hal ini untuk mendorong efisiensi dan efektivitas sumber daya dalam melakukan kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan teknologi.
"Dengan hadirnya BRIN, nantinya diharapkan tidak ada lagi duplikasi riset," kata Menteri Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (31/10).
Karena sebelumnya pelaku riset itu banyak, para peneliti dapat berasal dari lembaga pemerintah non-kementerian, perguruan tinggi, maupun penelitian dan pengembangan (litbang) kementerian lainnya. "Itu yang akan kita perbaiki dengan adanya pembentukan BRIN. Tujuannya menciptakan integrasi riset dari hulu ke hilir," kata dia.
Kementerian Riset dan Teknologi/BRIN berupaya intensif untuk membangun ekosistem riset dan inovasi di Indonesia, salah satunya dengan sistem riset yang baru untuk membentuk Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dia menyebutkan ke depan BRIN akan mewujudkan integrasi riset dari hulu ke hilir, dari riset dasar sampai pada inovasi dan komersialisasi produk.
"Jadi BRIN nantinya yang mengupayakan agar integrasi riset dari hulu sampai hilir itu berjalan," kata Menteri Bambang.
Selama ini, pelaksanaan riset cenderung belum optimal dan atau berjalan sendiri-sendiri. Riset, teknologi, dan inovasi tidak hanya dilakukan di perguruan tinggi, tapi juga di lembaga pemerintah non-kementerian dan lembaga penelitian dan pengembangan di bawah kementerian teknis lain.
Hal ini memungkinkan terjadinya duplikasi riset jika tidak segera dibenahi. Untuk itu, BRIN akan mengintegrasikan riset dari hulu sampai hilir dan mengkoordinasi lembaga-lembaga penelitian yang ada di Indonesia.
Saat ini, Menteri Bambang sedang mencari format terbaik dari bentuk BRIN dan segera memformulasikan bentuk BRIN dalam kerja tiga bulan ke depan. "Target tiga bulan ke depan kita akan fokus pada pembentukan BRIN. Ini supaya ketahuan nanti paling tidak di APBN 2020 eksekusinya kita kan harus bergerak sebagai ristek (riset dan teknologi) dan BRIN, berarti BRIN ini 'relatively' harus sudah siap," kata Bambang.