REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Rektor pertama dan pendiri Universitas Gadjah Mada, Dr Sardjito, dianugerahkan sebagai pahlawan nasional. Rektor UGM, Panut Mulyono, menyambut bahagia penganugerahan gelar tersebut.
"Tentu merasa bersyukur dan bangsa atas keputusan tersebut," kata Panut usai upacara Hari Pahlawan Nasional di Stadion Mandala Krida Yogyakarta, Ahad (10/11).
Panut merasa, anugerah gelar pahlawan ini bisa memberikan reputasi positif bagi UGM. Serta, memberikan semangat bagi civitas akademika dan alumni meneladani ketokohan Prof Sardjito semasa hidupnya.
Ia mengingatkan pula kontribusi Dr Sardjito dalam masa perjuangan merebut kemerdekaan. Salah satunya, membuat formula biskuit sebagai bekal bagi pejuang-pejuang untuk bertempur melawan penjajah.
"Kontribusi yang paling monumental membuat formula biskuit dari kandungan gizi dan karbohidrat tinggi, sehingga bisa menambah energi pejuang saat bertempur sangat bagus," ujar Panut.
Selain itu, Dr Sardjito dikenal sebagai penyelamat vaksin. Ia menjadi orang pertama yang menjadi Direktur Institut Pasteur, lembaga yang memproduksi vaksin dan obat-obatan untuk tentara dan masyarakat.
Saat peristiwa Bandung Lautan Api terjadi, Dr Sardjito menyelamatkan vaksin cacar karena menjadi aset penting dalam revolusi fisik. Malah, memasukkan vaksin cacar ke dalam tubuh kerbau.
"Beliau membawa vaksin tidak dalam bentuk botol tapi ditaruh di tubuh kerbau," kata Panut.
Kemudian, hewan itu digiring dari Bandung sampai ke Klaten. Setibanya di tujuan, kerbau disembelih, limpanya diambil, vaksin cacar itulah yang bisa menyelamatkan tentara dan masyarakat.
Dr Sardjito sendiri lahir pada 13 Agustus 1889 di Desa Purwodadi, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Setelah menyelesaikan studi di SR, dia melanjutkan studi ke STOVIA di Jakarta.
Berkat ketekunan dan kepandaiannya, ia lulus dengan nilai terbaik dan mendapat beasiswa ke Leiden. Gelar doktornya diraih di Leiden 1923 mempertahankan disertasi dengan topik penyakit-penyakit iklim panas.
Selain Kepala Institut Pasteur Bandung, Dr Sardjito jadi Rektor UGM 11 tahun, dan Rektor Universitas Islam Indonesia 1964-1970. Calcusol untuk menghancurkan batul ginjal jadi salah satu penelitiannta yang cukup terkenal.