REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perkembangan sociopreneur semakin meningkat baik di dunia global maupun di Indonesia. Tren tersebut hadir sebagai jawaban atas persoalan sosial yang tidak memberikan pilihan lain kepada para pemuda kecuali terus meningkatkan kreativitas dan inovasi.
Asisten Deputi (Asdep) Kewirausahaan Pemuda Kemenpora RI, Imam Gunawan, menegaskan perlunya penempatan perkembangan nilai-nilai sosial dikolaborasikan melalui nilai kewirausahaan tanpa melupakan tujuan menjalankan usaha yang hendak dicapai.
“Tidak hanya berfokus pada keuntungan tetapi juga memberdayakan seluruh pelaku usaha, sehingga khalayak umum dapat mengambil kebermanfaatan atas usaha yang ada,” ungkap Imam dalam pelaksanaan kegiatan Sociopreneur Muda Indonesia (Soprema) 2019 di UGM, Selasa (12/19).
Pada kesempatan tersebut, Imam menawarkan para sociopreneur, para mahasiswa, maupun lembaga pendidikan untuk melaksanakan kegiatan yang bernuansa konsep sociopreneur. Imam menerangkan, Kemenpora akan membantu inisiasi pelaksanaan kegiatan tersebut selama memiliki ide kreatif dan konsep yang baik.
Pemerintah, kata dia, akan memberikan bantuan dan dukungan termasuk dalam bentuk dana guna pemberdayaan sociopreneur, agar meningkatkan kapasitas percepatan melahirkan startup selama memenuhi kualifikasi tertentu. “Memberikan support dengan melihat pada dampak yang tercipta seperti apa, pertimbangan tentang ide yang dijalankan. Jika semakin bagus maka Kemenpora akan mendukung,” jelasnya.
Imam menerangkan pemberdayaan melalui kegiatan Soprema 2019 diharapkan mampu memberikan inspirasi kepada universitas lain untuk memfasilitasi dan memberdayakan para sociopreneur muda.
Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fisipol UGM, Wawan Mas’Udi menuturkan perlunya peran dunia akademik dalam mewadahi ide kreatif dan inovatif mahasiswa dalam upaya penyelesaian permasalahan sosial. “Kampus sudah sepantasnya memfasilitasi hal tersebut, salah satunya melalui pelaksanaan kegiatan Soprema ini,” ungkapnya.
Ia mengungkapkan, setiap tahun terjadi pertumbuhan yang pesat di kalangan pemuda Indonesia yang turut serta mengikuti kegiatan Soprema 2019 ini. "Setiap tahun ada kelompok baru yang hadir dari berbagai wilayah, artinya terdapat ratusan startup yang kemudian telah bermunculan dalam rangka meningkatkan perekonomian digital," jelasnya.
Menurut Ketua Youth Studies Centre Fisipol UGM, Muhammad Najib, perkembangan sociopreneur tidak terlepas dari passion yang dimiliki oleh pemuda, melalui ide kreatif yang dituangkan dalam bentuk usaha.
Oleh karena itu, melalui kegiatan Soprema dilakukan pemberdayaan dengan adanya inkubasi berupa social mentoring, sharing session, inspiring session, dan workshop bersama para narasumber yang sudah melakukan praktik secara langsung di dunia sociopreneur.
Ketua Pelaksana Soprema 2019 Hempri Suyatna, menegaskan kegiatan Soprema 2019 merupakan tidakan lanjut dari gagasan UGM dalam memberdayakan sociopreuner serta mengembangkan komitmen Fisipol UGM dalam memajukan dan mengembangkan potensi para sociopreneur Indonesia. Ia berharap keberadaan Soprema dapat menggugah kontribusi pemuda untuk memecahkan persoalan sosial melalui kegiatan wirausaha sosial.