Ahad 24 Nov 2019 17:45 WIB

Butuh Sinergi untuk Majukan Peran SDM Ekonomi Islam

Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI menggelar wisuda ke-14.

Red: Irwan Kelana
Ketua STEI SEBI,  Sigit Pramono PhD (kanan) menyerahkan kenang-kenangan kepada Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah KNKS, Dr Sutan Emir Hidayat.
Foto: Dok STEI SEBI
Ketua STEI SEBI, Sigit Pramono PhD (kanan) menyerahkan kenang-kenangan kepada Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah KNKS, Dr Sutan Emir Hidayat.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) SEBI menggelar wisuda ke-14 di Pusdiklat Kemendikbud  Depok, Jawa Barat, Sabtu (23/11).  Para wisudawan/wisudawati mendapatkan pembekalan dari Direktur Pendidikan dan Riset Keuangan Syariah Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Dr Sutan Emir Hidayat. 

Mengangkat tema “Advancing the role of graduates to accelerate the Islamic economic development in Era 4.0”, Sutan Emir  menuturkan,  Indonesia telah berhasil menjadi negara terkemuka sekaligus menempati posisi ke-5 setelah Malaysia, UAE, Bahrain dan Arab Saudi untuk ekonomi syariah pada tahun 2019. “Tetapi Indonesia masih hanya bermain di tiga sektor, yaitu Islamic finance, halal travel dan modest fashion,” ujarnya. 

Ia menambahkan, keunikan ekonomi syariah di Indonesia menyatukan komersial dengan sosial dan menjadi negara yang pertama menerbitkan Sukuk yang memperhatikan sosial. 

Namun,  menurut data OJK per September 2019, total aset keuangan syariah Indonesia (tidak termasuk saham syariah) hanya 8,87 persen. “Ini menjadi tantangan kita ke depannya untuk terus meningkatkan dan menyadarkan masyarakat tentang pentingnya ekonomi syariah,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.