REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan salah satu elemen penting di era digital adalah sistem coding. Menurutnya Indonesia saat ini perlu menambah jumlah tenaga ahli di bidang coding.
"Kalau memang kebutuhan dari pasar mengindikasikan kurangnya SDM unggul Indonesia yang mempunyai kemampuan coding, maka itu yang kita dorong," kata Bambang, dalam Indonesia Digital Conference (IDC) 2019 yang diselenggarakan di Ballroom XXI Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (28/11).
Bambang menuturkan kebutuhan tenaga ahli coding semakin meningkat seiring dengan pertumbuhan positif industri digital dalam beberapa tahun terakhir. Saat ini beberapa perusahaan startup digital masih menggunakan ahli dari negara lain. Tantangan yang harus segera dipenuhi adalah diperlukannya SDM unggul Indonesia, sebagai tenaga ahli coding berkualitas.
Menurut dia, masyarakat Indonesia khususnya generasi milenial, perlu untuk beradaptasi maksimal menghadapi perkembangan revolusi industri 4.0. Untuk itu diperlukan upaya masif dan terstruktur, baik dari pemerintah maupun pihak swasta untuk mengenalkan sistem coding ke seluruh lapisan masyarakat.
"Yang penting harus ada pemahaman bahwa pelatihan (kursus) coding harus menjadi lebih massal, karena saat ini Indonesia masih kekurangan SDM unggul dibidang ini. Padahal tenaga ahli coding sangat penting bagi sustainability perusahaan digital," kata Bambang.
Ia mengatakan saat ini Kemenristek/BRIN sedang merancang berbagai skema untuk melahirkan lebih banyak tenaga ahli coding di Indonesia. Salah satu pendekatan yang akan digunakan adalah kursus atau pelatihan coding massal yang terbuka bagi seluruh lapisan masyarakat.