REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dosen sebagai pilar dalam perguruan tinggi dituntut menjadi teladan yang mampu menciptakan pemberdayaan kepada para mahasiswanya. Dosen berperan sebagai aktor agent of education (pendidikan), agent of research (penelitian), agent of culture (budaya), serta agent of economic development (pemberdayaan ekonomi).
Direktur Kantor Urusan Bisnis dan Inovasi (KUBI) Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Kintoko mengatakan dewasa ini peran serta dosen sebagai aktor dalam meningkatkan pemberdayaan ekonomi terhadap masyarakat sekitar dirasa masih kurang.
Kintoko menjelaskan dosen sejatinya harus mengaplikasikan hasil penelitian yang dilakukan agar dapat bermanfaat tidak hanya bagi sendiri tetapi juga orang lain.
“Penelitian dosen diharapkan dapat bermanfaat tidak hanya bagi diri sendiri atau untuk menaikkan kredit poin”, tuturnya dalam kegiatan sesi diskusi yang dilakukan KUBI UAD bersama unit Malaysian Academy of SME & Entreprenuership Development (MASMED) di Kampus 2 UAD, Yogyakarta, Jumat (29/11).
Menutur Kintoko, saat ini terdapat jurang kematian yakni sebutan adanya gap atau jarak dalam perkembangan teknologi terhadap riset dosen dengan biaya besar yang tidak memiliki dampak dalam pengembangan ekonomi.
“Sebab peran dosen masih belum jalan pada perekonomian, masih berada dalam ranah penelitian”, tuturnya.
Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi perguruan tinggi dalam upaya menciptakan kondisi lingkungan kewirausahaan tumbuh di lingkungan perguruan tinggi. Selaras dengan hal tersebut, Kintoko menerangkan pihaknya melakukan berbagai upaya dalam rangka menciptakan pemberdayaan kewirausahaan di lingkungan universitas maupun luar universitas.
“Fokus pada pengembangan atmosfer kewirausahaan, inovasi komersialisasi, serta pengembangan start up bisnis melalui keberadaan KUBI”, ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Kerja Sama dan Inkubasi Bisnis pada Kantor Urusan Bisinis dan Inovasi UAD, Hari Haryadi mengatakan ke depan upaya perangkulan kepada dosen dan mahasiswa tersebut akan dilakukan dalam suatu sistem yang komprehensif. “Insya Allah pada Januari 2020 mendatang melalui program Dahlan Academy,” ujar Hari.
Hari menerangkan bagi para pihak yang berada di bawah naungan KUBI UAD akan diwadahi dan menerima berbagai manfaat meliputi tangible (pembiayaan) maupun intangible (meliputi jaringan mentoring, training, program sejenis). “Dimana kompetensi ini, banyak dibutuhkan oleh perusahaan pemula," tutur Hari Haryadi
Sementara itu, tercatat pihak KUBI UAD telah merangkul 18 ribu Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dari pemitraan bersama Pemerintah kKabupaten Bantul dalam upaya pemberdayaan melalui sektor pelatihan, workshop dan sejenisnya.