REPUBLIKA.CO LEBAK -- Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) ILUNI UI menurunkan tim Community Disaster Response (CoDRT) untuk memberikan bantuan bagi para korban bencana banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten. Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Indonesia Off Road Federation (IOF) Banten yang menyediakan enam kendaraan dengan penggerak empat roda (4WD) agar dapat menempuh medan yang sulit.
“Selama tiga hari, tim advance turun dan menjangkau daerah-daerah yang relatif terisolir dan minim bantuan. Daerah operasi meliputi dua kecamatan terparah terdampak bencana yaitu Curug Bitung, khususnya di Desa Mayak dan di Kecamatan Sajira, khususnya Desa Sajira Mekar, Somang dan Naganjing Sukajaya. Dua desa terakhir ketika itu masih relatif terisolir karena putusnya akses transportasi darat.” papar Ketua Umum ILUNI UI, Andre Rahadian melalui keterangan persnya.
Tim CoDRT juga disebutnya memberikan bantuan logistik berupa bahan makanan pokok, perlengkapan bayi dan balita, peralatan sanitasi dan kebutuhan hidup lainnya. “Kami menurunkan lima anggota alumni Menwa UI yang terlatih turun dalam situasi kebencanaan untuk melakukan mapping daerah terdampak yang terisolir dan belum mendapatkan bantuan, melakukan asesmen untuk merencanakan program selanjutnya,” ujarnya.
Di masa tanggap darurat, selain bantuan logistik salah satu bentuk bantuan yang diperlukan menurutnya adalah bantuan medis dan obat-obatan. Karenanya, ILUNI UI juga memberikan pelayanan kesehatan dari tim medis yang terdiri dari enam dokter ILUNI MKK FKUI dan lima perawat dari ILUNI FIK UI.
Ia juga mengatakan bahwa salah satu daerah terdampak banjir cukup parah adalah Desa Mayak yang berada di Kecamatan Curug Bitung. Di Posko Kesehatan Desa Mayak, per hari ada sekitar 20 orang pasien yang berkunjung, dengan berbagai keluhan. Beberapa keluhan kesehatan yang tercatat di antaranya adalah demam, panas-dingin, gatal-gatal, nyeri dada, sesak, sakit kepala dan pusing, jantung berdebar, cedera, diare, hingga kasus-kasus hipertensi.
Koordinator Tim Medis, dr. Ray Basrowi mengatakan, bantuan tenaga medis dan obat-obatan masih sangat dibutuhkan dalam masa darurat ini, terutama untuk terapi penyakit infeksi kulit, ispa dan luka ringan.
“Saat ini, sarana MCK banyak yang sudah tidak berfungsi. Dikhawatirkan jika warga BAB/BAK di sembarangan tempat, akan semakin memicu timbulnya berbagai penyakit infeksi lain,” tuturnya.