REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mengganti nama Fakultas Ekonomi mereka menjadi Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) mulai 1 Januari 2020. Perubahan disebut sebagai komitmen UII untuk terus berbenah melakukan perbaikan yang berkelanjutan.
Sekaligus, merespons dinamika perkembangan ilmu pengetahuan dan tantangan masa depan. Peresmian nama dilakukan langsung Rektor UII, Fathul Wahid, Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Suwarsono Muhammad, dan Dekan FBE UII, Jaka Sriyana.
Fathul mengatakan, nama fakultas miliki tiga prinsip utama. Pertama, melingkupi atau mewakili seluruh masyarakat yang ada di dalamnya. Kedua, mengayomi karena struktur hegemonik warga merasa diayomi.
Ketiga, mengedepan atau bersifat futuristik melihat peluang-peluang yang ada di masa depan. Karenanya, ia berharap, dari nama baru ini akan timbul semangat baru.
Sebab, ia merasa, nama mengandung doa, nilai dan konseptualisasi. Bagi Fathul, pemaknaan itu seperti yang sudah disampaikan Allah SWT melalui Alquran Surah Al Baqarah (31).
Isinya, dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya. Kemudian, mengemukakannya kepada malaikat lalu berfirman, sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar.
Fathul menekankan, nama FBE tidak cuma mengikuti nama-nama lain. Penambahan 'ka' di ekonomi sesuai dasar konseptual sebuah ilmu dan jika digabungkan ilmu ekonomi seperti informatika, statistika, fisika, matematika, dan lain-lain.
"Nama tersebut jadi sebuah konsep, sehingga yang perlu dimatangkan seperti apa yang menjadi tantangan, konsep yang bisa jadi inspirasi ke depannya, seperti adanya Program Studi S3 Manajemen, Akuntansi, dan sebagainya," kata Fathul).
Bersamaan momentum peresmian nama FBE, UII telah menggelar simposium Business and Economic Outlook Indonesia 2020. Besarnya Kebutuhan Investasi diangkat sebagai tema utama simposium.
Diisi narasumber seperti Deputi Direktur Perwakilan Bank Indonesia DIY, Miyono. Lalu, ada Suwarsono Muhammad dari UII, Irwan Taufiq Ritonga dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Aftoni Sutanto dari Universitas Ahmad Dahlan.