REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri mengingatkan agar riset yang dikelola oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tidak hanya sekadar riset. Menurut Megawati, riset yang dilakukan harus bertujuan untuk kemanusiaan, riset untuk bangsa, dan untuk rakyat.
"Dengan berlakunya UU Sisnas Iptek ini maka riset dan inovasi termasuk litbang menjadi perencanaan pembangunan nasional yang berpedoman pada haluan ideologi Pancasila," kata Megawati, saat membuka Rakornas Kemenristek/BRIN, di kawasan Puspiptek, Tangerang Selatan, Kamis (30/1).
BRIN, lanjut dia tidak boleh hanya berorientasi pada keuntungan yang bisa didapatkan dari sebuah penelitian. Lembaga negara harus memberikan nilai tambah bagi Indonesia. Dana yang masuk ke BRIN harus melalui mekanisme yang sudah diatur di Indonesia.
Presiden Joko Widodo mengatakan BRIN harus mampu mengidentifikasi dan mendeteksi topik riset yang strategis sesuai dengan kebutuhan bangsa. Masalah penelitian dan inovasi dari hulu hingga hilir harus diidentifikasi dan segera diselesaikan problematika yang terjadi.
Ia juga meminta agar BRIN melakukan konsolidasi anggaran. Saat ini, total anggaran riset sebanyak Rp 27,1 triliun. Ia mengakui angka tersebut tidak sebanyak anggaran riset yang dimiliki oleh negara maju. Namun, apabila digunakan secara optimal maka akan bisa meningkatkan anggaran tersebut berkali lipat.