Jumat 21 Feb 2020 18:11 WIB

Dorong Budaya Tulisan Ilmiah, KKIK ITB Gelar Lomba Menulis

Lomba ini meliputi tema terkait sains, spiritual dan budaya.

Menulis (ilustrasi).
Foto: nationalturk.com
Menulis (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Kelompok Keahlian Ilmu-Ilmu Kemanusiaan (KKIK) Institut Teknologi Bandung (ITB) bersama dengan majalah khusus sains dan budaya, Mata Air, menggelar lomba penulisan karya ilmiah bagi mahasiswa dan umum. Hal ini bertujuan untuk mendorong budaya penulisan tentang riset, spriritual, dan kebudayaan di Indonesia,

Lomba ini meliputi tema terkait sains, spiritual dan budaya, yang memberikan kontribusi bagi kemanusiaan. "Batas penyerahan tulisan paling lambat pada Kamis, 27 Februari 2020 nanti," ujar ketua panitia pelaksana lomba, Farid Abdullah, dalam keterangan resminya, Jumat (21/2). 

Dijelaskannya, hasil karya tersebut tidak perlu diserahkan ke panitia secara langsung, namun cukup dikirimkan melalui alamat surel, [email protected], beserta dengan identitas dan data diri yang lengkap.

"Maksimum tulisan empat halaman, dan pemenangnya akan diumumkan pada saat acara seminar internasional Mata Air 2020, tanggal 5 Maret 2020, bertema  “Milestone of Human Civilization from Pre-Modern Era to Industry for Point Zero : Study of Science, Technology, and Religion di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB)” katanya.

Selain di ITB, kegiatan diskusi yang menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri ini juga digelar di acara Islamic Book Fair (IBF) di Jakarta Convention Centre pada 27 Februari 2020.

Ditambahkannya, KKIK ITB menggandeng Majalah Mata Air karena memiliki kekhususan dalam bidang sains, budaya, dan spiritualitas yang terbit di Indonesia. Media ini, lanjutnya, juga menjadi wadah bagi para ilmuwan dan cendekiawan di Indonesia dan mancanegara menuangkan karya-karyanya. 

Selain terbit dalam bahasa Indonesia, Mata Air juga memiliki jalinan ilmu pengetahuan dengan media lain yang telah terbit dalam bahasa Inggris (Fountain), Arab (Hira), Turki (Çağlayan), Rusia (Noviye Grani), Prancis (Ebrü), Spanyol (Revista Cascada), dan juga Jerman (La Fontane).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement