REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA - Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pengukuhan Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim sebagai guru besar bidang sosiologi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) di Surabaya, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (29/2).
"Saya ucapkan selamat atas gelar guru besar ini. Mulai sekarang, saya akan memanggil Kiai Asep dengan gelar lengkap, yaitu Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim," ujar Jokowi disambut tepuk tangan ribuan undangan yang hadir.
Ia juga menyampaikan penghargaan sebesar-besarnya atas kontribusi Kiai Asep membangun pendidikan pesantren modern. Jokowi menyebut gelar guru besar adalah bentuk pengakuan akademik tertinggi yang diberikan kepada pengajar.
Dia menilai Kiai Asep layak mendapat gelar guru besar profesor bidang sosiologi atas kontribusinya yang telah mengembangkan studi Islam yang inovatif untuk membangun umat dan bangsa.
"Pondok pesantrennya ada di Surabaya dan Pacet, Mojokerto. Saya pernah ke sana," tambahnya.
Jokowi mengaku mengikuti terus kiprah Kiai Asep dalam mengembangkan pendidikan modern di pondok pesantrennya.
"Santrinya sekarang lebih dari 10 ribu orang, tidak hanya dari dalam negeri, tapi juga banyak yang datang dari mancanegara," ucapnya.
KH Asep adalah pengasuh Pondok Pesantren Amanatul Ummah Surabaya, sekaligus menjabat Ketua Dewan Pembina Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) yang menjadi salah satu elemen pendukung Jokowi-KH Ma'ruf Amin pada Pemilihan Presiden 2019.
Pada kesempatan tersebut, Kiai Asep juga menyampaikan orasi ilmiah judul "Model Pendidikan Dalam Mengatasi Problematika Masyarakat Masa Kini dan Akan Datang".
Orasinya menekankan bahwa pendidikan sedikitnya memiliki dua tujuan. Pertama, menghasilkan pengetahuan dan membentuk manusia yang berkompeten serta memiliki nilai tambah. Kedua, pendidikan merupakan proses untuk menghasilkan pengetahuan dan membangun manusia yang berkemampuan mengatasi masalah.