REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Rektor Universitas Andalas (Unand), Yuliandri, meminta seluruh sivitas akademika Unand supaya menangguhkan perjalanan ke luar negeri, terutama ke negara-negara yang sudah tercatat terdampak virus corona.
Bila ada sivitas akademika Unand yang baru saja kembali dari perjalanan luar negeri, menurut Yuliandri, mereka harus melakukan isolasi diri di rumah masing-masing selama paling lama 14 hari. Bila mengalami gejala demam, batuk-batuk, dan sesak napas, menurut Yuliandri, mereka harus segera memeriksakan diri ke Rumah Sakit Unand.
Yuliandri mengeluarkan surat edaran guna kesiapsiagaan menghadapi corona yang kini menggemparkan dunia. Namun, Yuliandri juga meminta seluruh sivitas akademika Unand agar tidak panik dan selalu melakukan aktivitas pencegahan penularan penyakit mematikan tersebut.
"Seluruh sivitas akademika Universitas Andalas supaya jangan panik. Lakukan pencegahan salah satunya dengan menjaga kebersihan. Cuci tangan rutin membilas dengan sabun dan cegah kontak dengan penderita batuk atau pilek," kata Yuliandri, melalui salinan surat edaran dari Rektor Unand yang diterima Republika.co.id, Senin (2/3).
Rektor juga menyarankan seluruh sivitas akademika Unand agar menggunakan masker bila mengalami batuk dan pilek. Bila batuk, mereka disarankan menutup mulut dan hidung dengan tisu.
Yuliandri menyebut kasus Covid-19 kini sudah merebak ke beberapa negara. Sebut saja China, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Vietnam, Thailand, Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Prancis, Inggris, Italia, Spanyol, Belanda, Kroasia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Bahrain, Mesir, Iran, India, dan Australia.
WHO juga sudah menetapkan Covid-19 sebagai public health emergency international concern. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan juga sudah menetapkan Covid-19 sebagai penyakit yang dapat menimbulkan wabah.